Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik

Australia Sadap Indonesia: Karena “di Dalam Sadapan Itu Namaku Disebut”

21 November 2013   23:34 Diperbarui: 4 April 2017   17:15 8363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SBY Hanya Berani Marah kepada Australia

Namun, demikian amarah SBY itu hanya ditujukan fokus kepada Australia. Padahal, biang sebenarnya adalah AS. AS yang terbongkar pertamakali ulahnya memata-matai Indonesia dari Kedutaan Besarnya di Jakarta saja tidak diusik SBY.

Padahal, dalam pemberitaan itu juga diungkapkan isi dokumen rahasia Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang dimuat di majalah Jerman, Der Spiegel. Dokumen itu dilaporkan jelas-jelas menyebut Defence Signals Directorate (DSD), atau Direktorat Sinyal Pertahanan Australia mengoperasikan fasilitas program STATEROOM, dengan dibekingi oleh AS.

Maka, sikap SBY yang  tak berani bersikap kepada AS, dan hanya marah besar kepada Australia itu pun mengundang tanda tanya, kenapa SBY sedemikian takut kepada AS? Ini seolah-olah seperti ada anak nakal yang mengguping pembicaraan orang lain atas suruhan ayahnya. Ketika orang itu mengetahui pembicaraannya dikuping si anak, dia hanya berani marah kepada anak itu. Padahal, dia tahu anak itu disuruh ayahnya itu.

Atau, mungkin SBY belum marah kepada AS, karena belum terungkap di dalam penyadapan itu ada juga nama SBY secara individu, seperti terungkapnya kasus dengan Australia ini?

Ramadhan Pohan, yang dalam kasus penyadapan dari Kedutaan Besar AS, telah membuat pernyataan konyolnya dengan menyalahkan Jokowi itu, belum sadar juga, terbukti dia kembali dengan pernyataan  konyolnya yang lain.

Dengan lantang dia bilang, sikap tegas pemerintah jangan hanya ditujukan untuk Australia, tetapi juga untuk Amerika Serikat, terkait penyadapan itu. Menurutnya, sebagai negara yang berdaulat, Indonesia tidak perlu gentar terhadap AS.

"Indonesia tidak perlu gentar kepada AS. Mengapa harus gentar? Ingat, kita negara berdaulat. Haram dicurangi dengan penyadapan," kata Pohan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/11/2013).

Bagaimana tidak konyol, kalau pernyataan ini justru jelas-jelas menyerang Big Boss-nya sendiri, Presiden SBY. Karena SBY-lah yang sampai hari ini tidak berani mengusik AS, meskipun jelas-jelas AS juga melakukan penyadapan, bahkan biangnya. Kalau sampai SBY tidak pernah mengambil sikap keras kepada A, bukankah pernyataan Pohan ini menjadi bukti bahwa SBY gentar terhadap AS?

SBY Terlalu Mendramatisir Situasi

SBY pun terlalu mendramatisir kasus ini dengan membuat situasi dan kondisi sekarang ini sudah sangat mencekam. Dia menyerukan kepada semua warga negara Indonesia di Australia agar tetap tenang menyikapi penyadapan yang dilakukan Australia kepada dirinya dan sejumlah pejabat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun