Mohon tunggu...
Burdani Dani
Burdani Dani Mohon Tunggu... Insinyur - Sastra Mengubah Dunia

Saya senang membaca, saya juga berusaha menuliskan sesuatu yang berguna bagi orang. Boleh jadi menjadikannya hiburan atau penggugah inspirasi bagi orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Delon di Tahun 1990

12 Februari 2024   15:34 Diperbarui: 13 Februari 2024   08:41 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.jatimnetwork.com/gaya-hidup/4310846260 

Selesai penyematan Medali oleh Kepala sekolah, para siswa satu persatu menyalami para siswa teladan. Delon menerima ucapan selamat dari teman dan adik-adik kelas. Ada rasa haru melihat sinar mata teman dan adik kelas. Hari ini adalah hari terakhir melihat mereka, masih sama-sama berseragam SMA dan masih bisa becanda bersama. Terlalu banyak goresan cerita seru, sedih dan menyenangkan bersama mereka semua di setiap harinya di sekolah. Dinding tembok sekolah, rumput dan pepohonan di sekolah tentu menyaksikan kelakuan kami yang kadang nakal dan lucu-lucu, maklum masa pubertas dimana hormon kami sedang tumbuh subur. Kami bersemangat dalam banyak hal.

Beberapa adik kelas menangis saat bersalaman dengan delon, ada yang senyum-senyum malu, ada yang cemberut atau dengan ancaman kecil “Awas ya kak, jangan lupain aku !”

Delon faham betul mana mata-mata tulus yang suka padanya, mata penuh cahaya kasih sayang yang siap memberikan perhatian tulus padanya. Selama ini Delon memang tak menentukan pilihannya pada salah satu dari mereka, takut menyakiti diantara mereka. Apadaya jika gadis patah cinta maka akan berpengaruh pada semangat belajar mereka, mungkin prestasi mereka akan menurun. Belum lagi sikap benci akan tumbuh dan bisa balik memusuhi Delon. Delon sangat hati-hati dalam menyikapi perhatian mereka padanya. Cinta kadang tak selamanya harus berbalas karena cinta itu sikap ketulusan saling menerima berdasarkan anugerah Yang Maha Kuasa. Yang Maha Kuasa menanamkan benih cinta itu pada setiap hati, manusia tak akan sanggup menolak kehadiran cinta itu dalam hatinya.

Namun ada yang berbeda pada gejolak hati Delon sehabis Upacara Kelulusan itu. Di gerbang sekolah hatinya bergetar menerima sebuah tatapan mata indah dari seorang adik kelas sekitar 15m darinya. Hatinya berdegup tak karuan. Resonansi dari getaran gelombang elektromagnetic yang dipancarkan gadis itu membuat Delon sedikit jengah bergetar.

Seketika mulut kelu, langkah kaku dan hati membiru.

Delon merasakan hal aneh dalam hatinya, ini keduakalinya ia merasakan hal yang sama. Perasaan yang pertama kali dirasakannya dulu telah kandas. Yang kedua ini membuatnya takut, akankah berakhir bahagia atau kembali ia rasakan kesedihan yang sama. Gejolak cinta terkadang sebuah misteri yang tak bisa dipecahkan oleh nalar atau akal sehat. Meski Delon siswa Jurusan Fisika namun tak ada rumus baku yang bisa menyelesaikan soal-soal percintaan.

Dari kejauhan Dina memanggil Delon sembari tertawa kecil, “Kak….sini dong !”

Delon menghampiri Dina, gadis berkulit putih nan cantik. Pipinya kemerahan dengan rambut sedikit ikal. Tingginya sebatas kuping Delon. Dia bersama kedua temannya.

“Kak….ini hari terakhir ya kita ketemuan, besok-besok kita kesepian gak ada kakak.”

Dina tersenyum manja. Delon saat itu memandang Dina seakan takjub, biasanya dia tak merasakan hal itu jika bertemu Dina. Mengapa kini mata itu begitu mempunyai daya magnet, bibirnya ranum menggoda, suaranya bak simponi orkestra yang menggoda hati.

“Aduh….aduh….aku jatuh cinta lagi kini !”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun