Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orang yang Tidak Terduga

25 Mei 2023   06:02 Diperbarui: 25 Mei 2023   07:31 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari perlahan mulai naik menjemput sore, menyisakan segaris cahaya jingga. Tiba waktunya menjelang jam kerja usai, suasana tidak ada yang istimewa. Tiba-tiba Emergency Lights di ruang sekuriti berkedip cepat, diikuti bunyi alarm menjerit-jerit, memenuhi ruangan, pertanda Direktur sedang menghadapi situasi darurat !

Sekuriti berhamburan seperti kutu loncat, bergegas menuju ruang direktur. Tinggal dua orang tersisa di pos jaga.

Di ruang direktur sudah ada empat orang: pak Deri sang Direktur, Siti Sekretaris, Darko, dan Ucok.
Entah sedahsyat apa masalah yang mereka bicarakan, kondisi ruangan sudah seperti habis diterjang angin puting beliung. Berkas-berkas berhamburan memenuhi ruangan, serpihan vas bunga kaca berserakan di lantai. Di sudut ruangan, Siti jongkok dengan wajah pucat, badannya gemetar.

Ucok menerkam Darko. Ia memaki, mengutuk, mengumpat, sebelum akhirnya melepaskan bogemnya ke wajah Darko. Sekali pukul Darko terjungkal, pingsan di lantai yang mengkilat. Darah segar mengucur dari hidungnya.
Tidak berhenti disitu, Ucok melangkah mendekati pak Deri. Matanya merah membara. Nafasnya mendengus menderu-deru. Urat-urat di wajahnya menegang menambah sangar.
Dengan kasar tangan kirinya meraih kerah kemeja pak Deri, dan menggenggamnya. Tangan kanannya erat mengepal mengancam wajah.

Sebelum kepalan itu mendarat di wajah pak Deri, terdengar teriakan keras dari pintu, "Hentikan !" 
Seketika Ucok menghentikan hantaman yang hampir mendarat di wajah pak Deri.

Tanpa perlawanan Ucok diringkus, ia digelandang ke ruang sekuriti dengan tangan diborgol. Matanya menatap tajam ke ruang kosong. Tidak ada yang tau apa yang sedang dia pikirkan.

Kegaduhan memancing orang berdatangan ingin melihat Ucok yang diamankan di ruang sekuriti. Dengan bengis Ucok menatap orang-orang yang melihatnya. Mulutnya memuntahkan bermacam nama-nama binatang. Kemudian Ucok berdiri, teriak sekeras-kerasnya entah apa yang ia teriakkan. Bagai sapi lepas dari tiang pengikat, ia menendang apa saja benda yang ada di depannya, meja, kursi, lemari, dinding.

Lalu polisi datang, Ucok dibawa ke kantor polisi.

***

Keesokan hari, matahari bersinar cerah, dengan senyumnya yang menawan, ia menyapa semua orang, menebar kehangatan.

Di kantin, bu Subi sibuk menyiapkan senampan nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauknya, pesanan pak Darko.

"Hari ini akan ada acara istimewa, pak Darko dilantik menjadi Chief Security." Ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun