Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kartini Inisiasi Energi Air dari Kerinci

19 Juni 2024   22:44 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:17 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyangrai kopi dengan drum sederhana bahan bakar kayu manis (sumber dokumentasi pribadi)

Sudah empat puluh tahun lebih Haji Pen menjalani bisnis kopi yang diwariskan secara turun temurun. Dengan kapasitas produksi 500 kg biji kopi robusta sehari,  kopi olahannya mensuplai pasar Jambi, Bengkulu, Sumatra Barat dan Pekanbaru.

"Dulu banyak yang seperti ini tapi banyak yang digantikan mesin dan tak jalan lagi."

Kenaikan harga BBM menyebabkan tingginya ongkos produksi. Berat bagi industri rumah tangga membeli bahan bakar industri yang harganya makin tinggi. Sudah harganya tak menentu begitu juga ketersediannya di pasaran .

Sejarah Kopi Nur

Bijksanalah Nurcaya dan keturunannya tetap mempertahankan kincir air hingga roda-roda usahanya tetap berputar sampai anak cucu.

Sejarah Kopi Nur berasal dari usaha keluarga yang didirikan tahun 1943 oleh Darijamsani, ibunda Nurcaya. Darijamsani berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat, merantau ke Kabupaten Kerinci bersama keluarganya. 

Darijamsani menggunakan cara tradisional dalam memproduksi kopi bubuk, seperti penggunaan kincir air dan kemasan dari koran dan daun pisang. Kopi yang dihasilkan belum memiliki merek dagang dan penjualannya dilakukan secara konvensional di pasar-pasar setempat.

Haji Nurcaya, Kartini Energi Air dari Kerinci (sumber RRI)
Haji Nurcaya, Kartini Energi Air dari Kerinci (sumber RRI)

Perkembangan industri kopi Nur terjadi ketika Nurcaya, anak Darijamsani, mulai membantu ibunya dalam usaha kopi. Setelah Nurcaya menikah dengan Atin St. Rajo Medan pada tahun 1959, mereka mulai merintis usaha pengolahan kopi di Kota Sungai Penuh. 

Pada awalnya, mereka memproduksi kopi bubuk tanpa merek dagang yang khusus. Pada tahun yang sama, mereka memperkenalkan merek "Nur" untuk membedakan produk mereka dengan jenis kopi bubuk lainnya. 

Merek "Nur" diambil dari nama Nurcaya sebagai pemiliknya dan melambangkan harapan agar usaha kopi mereka berkualitas dan diridai oleh Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun