"Tenang, setiap rumah di kampung ini punya fasilitas jamban, kamar mandi dan sumur."
"Kirain seperti di  kampung lain, mandi masih di sungai. Padahal saya sudah nggak sabar ingin berenang lho Pak", canda Ryan.
"Boleh tapi setelah bersih desa dan ritual. Minggu ini pantang mandi di sungai."
"Tapi ke sungai untuk bersih-bersih masih bolehkan?", tanya Ryan.
"Silakan nanti ada dari pemuda karang taruna menemani."
Tugas pertama KKN kami adalah membersihkan sungai besar di tengah desa. Saya sempat bingung apalagi yang akan dibersihkan karena tak terlihat sampah apalagi kotoran manusia.
"Kok kaya mau kawinan sih", celoteh Ryan melihat hiasan di sepanjang sungai dipenuhi umbul-umbul daun kelapa.
"Iya kawinan masal. Loe mau ikutan?" Adil tertawa melihat ronce bunga dan hiasan bunga di sisi sungai.
"Mau kalau sama gadis desa cantik." Ryan ikutan ngakak tapi tawanya tertahan melihat wajah penduduk tak suka dengan leluconnya.
"Jaga sikap gaes, kita di kampung orang. Ingat pesan pembina dan koordinator."
Baru sehari membantu penduduk desa menghias tepi sungai, badan terasa sangat melelahkan dan masih ada 6 hari ke depan. Panjang sungai  yang melalui desa ini  belasan kilometer, semuanya harus bersih dan indah. Setelah sampai di rumah, Ryan mengambil sandal yang tertinggal di sungai. Tapi hingga magrib ia tak kembali. Kami berpikir ia langsung pergi ke surau dekat sungai tapi hingga bada isya Ryan tak mencul.