Jika tidak ada lingkungan, tidak akan ada interkasi, komunikasi dan berbagi rasa antar sesama.Â
Pada dasarnya semua manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri, namun harus saling membutuhkan satu dengan lainnya.
Bisa jadi, mereka (siswa) menjadi lebih dewasa lebih dari yang dikira karena mereka latihan komunikasi dan interaksi dengan masyarakat di luar sekolah. Bisa jadi, mereka lebih menjadi toleran antar perbedaan karena masyarakat sekitarnya adalah multiagama. Artinya, perkembangan anak bisa saja lebih signifikan terpengaruh pada lingkungannya yang mana sesuai dengan teori Behaviorisme dan itu bagus selama perkembangannya bernilai positif.Â
Poinnya, pola komunikasi masyarakat juga diperlukan dalam membentuk karakter dan pribadi anak, tentunya yang dimaksud adalah lingkungan yang "sehat dan positif".Â
Mereka dipersilakan saja memperlajari apapun dengan lingkungan disekitarnya, mulai dari kesederhanaan, menghargai pendapat, mengendalikan ego dan emosi, menjunjung persatuan, hingga tentang aplikasi dari sikap tenggang rasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H