Mohon tunggu...
Danang Kuncoro Wicaksono
Danang Kuncoro Wicaksono Mohon Tunggu... Guru - Guru ngaji

Blog: danangsyria.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kupas Tuntas Shalat Tarawih

22 Juli 2012   00:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:44 8940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riwayat Yazid bin Khushaifah rancu (mudhtharib) antara satu dengan lainnya antara yang menyebutkan 20 dengan yang menyebutkan 21.

Jawaban:

Sama dengan jawaban pertama, bahwa perbedaan semacam ini tidak dapat disebut sebagai idhthirab (kerancuan) sebab masih dapat digabungkan, yaitu perbedaan jumlah shalat witir setelah tarawih. Padahal, dalil yang digunakan oleh pihak lain juga sama-sama mengalami perbedaan antara 11 rakaat, 13 rakaat dan lain-lain. Mengapa mereka tidak menyebut hal itu sebagai kerancuan, sedangkan di sini mereka menyebutnya kerancuan?

Keempat:

Imam Tirmidzi menggunakan kata “ruwiya” (telah diriwayatkan) untuk hadis 20 rakaat, begitu juga Imam Syafii. Hal ini menunjukkan bahwa hadis itu tidak shahih.

Jawaban:

Hampir sama dengan jawaban kedua, yaitu bahwa Imam Tirmidzi dan Imam Syafii adalah termasuk para ulama mutaqaddimin yang memiliki manhaj dalam mustolah hadis yang harus dipahami sesuai maksud mereka. Istilah “ruwiya” menurut para ulama mutaqaddimin digunakan untuk menunjukkan riwayat yang shahih dan dhaif sekaligus, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar dalam At-Taqrib dan Ibnus Sholah dalam Mukaddimahnya. Bahkan Ibnus Sholah berkata, “Ungkapan semacam ini (yaitu: ruwiya) digunakan untuk hadis dhaif juga.” Berarti, pada asalnya digunakan untuk hadis shahih, namun kadangkala juga digunakan untuk hadis dhaif. Jadi, tidak ada dalil bahwa kata “ruwiya” dalam perkataan kedua imam di atas menunjukkan makna dhaif.

Di samping itu, jika kita mau menelusuri dan melacak secara komprehensif tentang seluruh kata “ruwiya” dalam kitab Al-Umm milik Imam Syafii, kita akan menemukan fakta sebaliknya, yaitu bahwa beliau sering menggunakan kata “ruwiya” untuk hadis-hadis shahih.

Wallahu a’lamu bish showab.

Demikianlah ringkasan risalah ini. Semoga bermanfaat.

Damaskus, 24 Ramadan 1432 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun