Mohon tunggu...
Danang Kuncoro Wicaksono
Danang Kuncoro Wicaksono Mohon Tunggu... Guru - Guru ngaji

Blog: danangsyria.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kupas Tuntas Shalat Tarawih

22 Juli 2012   00:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:44 8940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abdurrazzaq meriwayatkan dari Daud bin Qais dan lain-lain, dari Muhammad bin Yusuf dari As-Saib bin Yazid bahwa Umar telah mengumpulkan manusia pada bulan Ramadhan kepada Ubay bin Kaas dan kepada Tamim Ad-Dariy pada duapuluh satu rakaat.[13]

Demikianlah, dan masih banyak lagi riwayat-riwayat lain tentang jumlah rakaat shalat tarawih yang dilakukan oleh para sahabat Nabi SAW. Menyikapi hal ini, para ulama menempuh metode integrasi (al-jam’u) yaitu menggabungkan seluruh dalil yang ada tanpa menggugurkan salah satunya. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa pada mulanya Umar mengumpulkan manusia pada 11 rakaat, lalu merubahnya menjadi 20 rakaat, ini adalah perkataan Imam Baihaqi. Ada pula yang mengatakan bahwa perbedaan jumlah rakaat ini terkait dengan perbedaan panjang atau pendeknya bacaan, semakin panjang bacaan maka semakin sedikit jumlah rakaat dan semakin pendek bacaan, jumlah rakaatnya semakin banyak, ini adalah perkataan Ibnu Hajar.

Pendapat Para Fuqoha

Imam Tirmidzi berkata, “Para ahli ilmu berbeda pendapat mengenai Qiyam Ramadan, sebagian mereka berpendapat bahwa shalat tarawih dilaksanakan 41 rakaat bersama witir, ini adalah perkataan penduduk Madinah, dan yang diamalkan adalah ini menurut mereka di Madinah. Sedangkan kebanyakan ahli ilmu mengikuti apa yang diriwayatkan dari Umar, Ali dan sahabat Nabi SAW lainnya yaitu 20 rakaat, ini adalah pendapat Ats-Tsauri, Ibnul Mubarak dan Asy-Syafii. Asy-Syafii berkata: ‘inilah yang saya dapati di negeri kami, Makkah, mereka melaksanakannya 20 rakaat’. Ahmad berkata: ‘telah diriwayatkan dalam masalah ini bermacam-macam riwayat’, dan beliau tidak memutuskan salah satunya. Ishaq berkata: ‘bahkan kami memilih 41 berdasarkan apa yang diriwayatkan dari Ubay bin Kaab’.”

Berikut ini kutipan pernyataan-pernyataan para ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih:

Imam Syafii rahimahullahu ta’ala (w.204H) berkata: “Adapun shalat pada bulan Ramadhan, maka sholat munfarid (sendirian) lebih aku sukai, dan aku melihat mereka di Madinah berdiri (shalat) dengan tigapuluh sembilan rakaat. Yang lebih aku sukai adalah dua puluh (rakaat).”[14]

Beliau juga berkata: “Tidak ada batasan dalam masalah ini, dan tidak ada pula ketentuan yang harus dipatuhi, karena sesungguhnya ia (tarawih) itu adalah nafilah (shalat sunnah tambahan). Jika mereka memperpanjang berdiri dan mempersedikit sujud, maka itu baik dan lebih aku sukai. Namun jika mereka memperbanyak rukuk dan sujud, maka itu juga baik.”[15]

Ibnu Abdil Barr rahimahullahu ta’ala (w.H) berkata: “Paling sedikit shalat tarawih dilaksanakan duabelas rakaat, dua-dua, kemudian witir. Itulah shalat yang dahulu dilakukan oleh Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan dan selainnya. Jamaah dari para ulama dan salafus sholih di Madinah menyukai duapuluh rakaat dan witir. Sebagian lain menyukai tiga puluh enam rakaat dan witir, dan inilah yang dipilih oleh Malik dalam riwayat Ibnul Qasim darinya.”[16]

Al-Kamal bin Al-Humam rahimahullahu ta’ala (w.H) berkata: “Shalat tarawih duapuluh rakaat adalah termasuk sunnah Khulafaur Rasyidin. Sabda Rasulullah SAW: ‘Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin’ adalah anjuran dari beliau untuk mengikuti sunnah mereka.”[17]

Al-Kasani rahimahullahu ta’ala (w.H) berkata: “Umar (bin Khattab) mengumpulkan para sahabat Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan dengan diimami oleh Ubay bin Kaab RA. Mereka shalat sebanyak duapuluh rakaat, dan tak satu pun yang mengingkari hal itu, sehingga menjadi ijma’ dari mereka atas hal itu.”[18]

Ad-Dasuqi rahimahullahu ta’ala (w.H) berkata: “Dahulu itulah yang diamalkan oleh para sahabat dan tabiin.”[19]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun