Mohon tunggu...
Danang Kristianto
Danang Kristianto Mohon Tunggu... penulis -

tidak pernah berhenti belajar dan akan selalu begitu....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Spektrum Ilusi

17 Agustus 2017   14:56 Diperbarui: 17 Agustus 2017   15:23 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Perasaan enggan menyelimuti diriku untuk kembali ke meja kerja. Di halaman gedung kantor aku duduk. Kali ini penglihatanku kuarahkan pada hijaunya dedaunan. Sendiri ditengah aktifitas para karyawan.

        "Rupanya kamu disini Bim,,,," samar kudengar suara. "saya mencarimu kemana-mana Bim." Kali ini dapat kupastikan ini suara Andhita. Dan kudapati dia berdiri dibelakangku.

        "Iya Dit,,, saya disini," sahutku. "maaf ya dit, saya merepotkanmu saja."

        "Gak apa Bim," terang Andhita. Diapun duduk di sebelahku.

        "Kok kamu disini?" tanya ku. Andhita menengok ke arah jam tangannya.

        "Ini sudah jam dua belas lewat Bim,,, jadi sudah istirahat," jawab Andhita. "Saya cari kamu karena tadi gak sengaja saya membaca e-mail masuk,"

        "Paling surat penawaran klien Dit, sudah biasa kan itu. Jadi kenapa harus minta maaf sampai merepotkan mencariku segala?"

        "Bukan Bim, tapi dari Ayudia,,," jelas Andhita. Sontak aliran nafasku seperti terhenti beberapa saat. Tatapan mata penuh tanya ku arahkan pada diri Andhita.

        "Kenapa E-mail? Kenapa gak WA atau SMS atau mungkin telpon," gumamku. Andhita membalas dengan gelengan kepala. Kemudian akupun merogoh saku celana. Mataku membesar terpaku. Aku meraba ke sekeliling tubuhku. "HP nya,,," aku berkata penuh tanya. Andhita melihat ku dengan wajah yang seakan ingin bertanya "Ada apa."

        Tanpa pikir pikir, aku segera berlari menuju warung kopi hijau tadi. Andhita mengikutiku dengan berlari kecil.

        "Mbak, apakah mbaknya liat handphone saya?" tanya saya pada pemilik dari warung kopi itu. Si pemilik memberikan tatapan kosong seakan ingin menegaskan bahwa ia tak tahu menahu soal ini. "tadi itu kan hanya ada tiga orang yang berada diwarung ini, saya duduk disini..." terangku sambil menunjuk tempat dimana aku duduk tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun