Keluarga Rangga sudah mengetahui orientasi seksual putra sulung itu sejak lama. Meski membutuhkan waktu, tapi akhirnya keluarga itu dapat menerima keadaan Rangga, dan hidup normal seperti biasa.
Rangga menjelaskan perbedaan yang mungkin akan ditemui Adam dirumahnya. Bahwa Adam sama sekali tidak cocok untuk tinggal dirumah keluarga itu. Penjelasan yang sama yang semalam diutarakannya pada Adam.
"Loh emang kenapa kalau Mas Adam bangun jam sembilan atau jam sepuluh pagi?" kata Ibunya penuh pengertian "Nggak ganggu juga kan?"
"Ibu yakin?"
"Yakin!!!" kali ini ayah Rangga yang menjawab setelah selesai mencuci mobilnya.
"Boleh pinjem Yah?" kata Rangga membujuk.
Setelah kunci mobil diserahkan padanya, Rangga segera tancap gas untuk menjemput Adam di hotel. Tidak disangkanya, begitu mendengar kalau dirinya diizinkan untuk menginap dirumah Rangga, Adam langsung terbangun dan mengumpulkan semua barangnya kedalam ransel dan bergegas.
"Hayooo" kata Adam terburu.
"Hmmm" Rangga menggeleng.
***
Ketika malam kembali mengumpulkan setiap kehangatan, Adam sudah berkumpul dengan Rangga dan semua anggota keluarganya. Di meja makan, Adam yang segera berhasil mendekatkan diri dengan Randa dan Amran, dua adik Rangga saling bergurau satu sama lain. Sedang ayah dan ibu Rangga saling bersahut sahutan dalam tawa kecil menatap kebahagian itu.