Aku melihat nanar pada Kevin. Aku teringat pada ucapan terakhir penjaga pintu hutan tadi siang saat kami akan masuk kedalam. "tanpa kesucian dan kejujuran, kau akan hilang... hilang lebih menakutkan daripada kematian. Mungkin kalian akan terseret ke dunia lain"
Aku meminta penjaga pintu hutan itu untuk mengeraskan suaranya. Kali ini, Prita, Anggi dan Kevin mendengar ucapan itu.
"Dia berada didekat sini" kata Prita
"Aku mendengarnya" kata Anggi
Tapi melihat luka Fred, Anggi kembali sibuk membersihkan luka itu dengan minuman berlakohol yang dibawa Fred. Lalu membalutnya, dia tidak tampak sibuk dengan suara penjaga pintu hutan.
Sudah dua jam lebih kami berada disana, menduga -- duga dimana posisi penjaga pintu hutan saat ini. Lagi -- lagi Kevin adalah yang pertama mendengar suara mobil mendekati kami. Aku tidak mendengar apapun, Lukman tidak, Her tidak, Kanaya dan Fred pun tidak.
"Maaa..." Kevin melihat keatas ketakutan, aku ikut memperhatikan arah mata Kevin.
Tubuhnya besar, bulu hitam sangat lebat menutup seluruh kulit. Dengan mata berwarna merah, tinggi yang menjulang melebihi pohon -- pohon. Makhluk itu mencoba menangkap salah satu diantara kami, tapi Anggi segera berlari kedepan kami semua, dan Makhluk itu menyusut menjadi kecil lalu menghilang.
"Hewan apa itu?" kata Prita
"Bu... bukan hewan" kataku
Semua orang menatap padaku, menanti penjelasan mengenai hutan ini. Setelah aku bercerita tentang apa yang dikatakan tetua desa dan penjaga pintu hutan, mereka mencoba memahami.