Aku masuk kedalam hutan, berusaha mendengar sekali lagi teriakan Fred. Tapi nihil, aku hanya menemukan beberapa tanda yang ditinggalkannya mungkin agar bisa kembali ke bus nanti. Jadi aku ikuti saja tanda itu. Dan, aku menemukan Fred dalam keadaan terluka cukup berat.
"Kita harus keluar dari sini..." kata Fred "dia menyerangku..."
"tenang Fred... siapa yang menyerangmu?"
Fred berkata, tubuh sosok yang menyerangnya tinggi dan besar. Mirip seperti gorilla, tapi lebih besar lagi. Sosok itu punya cakar yang tajam, dan taring cukup kuat. Aku bisa saja tidak percaya pada ucapan Fred kalau tidak melihat satu lengannya yang terputus sampai ke tulangnya.
"kita harus pergi..." kata Fred lagi.
Aku memapah Fred untuk keluar dari hutan, disaat yang bersamaan teriakan panik dari arah bus terdengar. Gadis -- gadis dan wanita disana terdengar histeris tak tertahankan. Aku tidak bisa mempercepat jalan, sebab Fred pasti tidak bisa mengikuti langkahku.
Bus itu sudah terbalik, semua orang berada diluar bus tersisa Lukman yang coba dikeluarkan oleh Her. Panik luar biasa terjadi dalam kondisi seperti ini. Kanaya memeluk erat Anggi sambil menyalakan senter di telepon pintarnya. Gadis itu punya ketakutan berlebihan pada gelap, ditambah ada makhluk buas yang entah seperti apa mengintai kami entah dari sudut mana.
Sudah setengah jam berlalu, seharusnya penjaga pintu hutan sudah sampai disini. Aku menghubunginya sekali lagi, dan dia mengatakan sudah melewati titik yang dikirimkan oleh Prita. Tapi jalanan itu kosong, tidak ada siapapun, tidak ada apapun. Hanya ada pepohonan, dan binatang -- binatang malam yang mulai berkeliaran.
"Ada yang ngomong" kata Kevin.
"iya, ini kan omnya ngomong lewat telepon" kata Prita mengingatkan Kevin.
"bukan... omongannya kayak jawab omongan om ini"