Dalam masa tiga tahun itu, aliran listrik pernah diputus PLN lantaran menunggak beberapa bulan. Tentu peristiwa demikian jadi bahan dinamika oleh seluruh anggota melihat kinerja ketua.
Saya lontarkan ide dan masukan, agar beriur dalam memenuhi tuntutan PLN tersebut, tak lama jalannya. Hanya sebentar tradisi iuran itu, akhirnya hilang begitu saja.
Inisiatif Oyong Liza Piliang dan Ikhlas Bakri melalui sebuah proyek, akhirnya Walikota Pariaman memberikan uang bayaran lampu untuk setahun. Terima kasih pak wali.
Dari Hari Pers Nasional (HPN) 2018 di Surabaya cerita ini disangkutkan. Beberapa bulan pengurus PWI sebelumnya mengakhiri masa tugasnya, Ikhlas Bakri yang notabene jadi ketua kala itu kita minta ikut di PDAM Padang Pariaman.
Kepada Bupati Ali Mukhni saya langsung yang minta, agar Ikhlas Bakri masuk dalam jajaran perusahaan daerah itu.
Permintaan itu dikabulkan. Ikhlas Bakri jadi humas di PDAM. Dan akhir 2018 dia mengakhiri masa tugasnya di PWI dengan menggelar Konferensi.
Sementara, Armaidi Tanjung yang Bendahara PWI kita rekomendasikan ikut bersaing dalam rekrutmen Dewan Pendidikan Kota Pariaman. Akhirnya, rekomendasi kita manjur, dan wartawan yang rajin membuat buku ini tercatat sebagai anggota dewan pendidikan.
Enaknya ber-PWI itu, hampir seluruh lembaga pemerintah mengakui dan selalu minta masukan ke kita tatkala mereka berkegiatan.
Apalagi di Pariaman, tak ada organisasi wartawan lain selain PWI. Bawaslu dan KPU berkegiatan selalu melibatkan PWI untuk narasumber dan peserta. Tentu ini referensi yang amat luar biasa dari pihak lain, yang melihat arti penting organisasi PWI.
Hubungan kerja yang bagus ini selalu kita bina dengan baik. Tak heran, Polres memberikan penghargaan kepada PWI, karena dinilai lembaga mitra yang baik dan berkontribusi dalam soal kerja kepolisian.
Begitu juga Bawaslu Padang Pariaman juga memberikan reward. Lembaga ini memandang PWI mitra yang amat luar biasa dalam menunjang kerja Bawaslu mengawasi jalannya Pemilu, baik Pileg maupun Pilkada di daerah itu.