Mohon tunggu...
Dadan K Ramdan
Dadan K Ramdan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Pangan

Pegiat Pangan di sekitar Jawa Barat dan fokus pada pengembangan human capital ekosistem komunitas usaha komoditas pangan berbasis digital yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Prospek dan Tantangan Industri Pengolahan Pangan

9 Januari 2025   14:14 Diperbarui: 9 Januari 2025   14:14 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan industri pengolahan pangan di Indonesia termasuk dalam kategori cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator terakhir dimana menurut BPS bahwa Industri makanan dan minuman (mamin) secara signifikan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2024, dengan beberapa capaian yaitu pada triwulan III tahun 2024, industri mamin tumbuh sebesar 5,82%, lebih tinggi dari pertumbuhan PDB nasional sebesar 4,95%, dan sebelumnya yaitu pada triwulan II tahun 2024, selain itu industri ini memiliki peran sebesar 38,4% dalam struktur PDB industri pengolahan non-migas. 

Sementara pada bulan agustus 2024, kinerja ekspor industri mamin mencapai US$ 3,78 miliar, atau 21,36% dari kinerja total ekspor industri pengolahan non-migas, dan terakhir pada kuartal III/2024, investasi domestik langsung (DDI) di sektor mamin mencapai Rp19,8 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 19,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Untuk itu industri mamin di Indonesia dinilai cukup menarik bagi investor di tengah ketidakpastian pasar global, dan menurut Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman optimistisme sektor ini bisa menjadi salah satu motor penggerak ekonomi di Indonesia.

Dan menurut nya di prediksi Pertumbuhan industri makan dan minuman 2025 bisa tembus 6% di tahun 2025, jika pertumbuhan industri makan dan minuman (mamin) domestik bisa menembus 6% untuk tahun 2025. itu artinya, ada kenaikan 0,5%-1% dari target pertumbuhan industri mamin nasional sepanjang tahun 2024 yang mencapai 5%-5,5%.

Sementara itu jika kita mengaca pada perjalanan empat (4) tahun sebelumnya yaitu mulai tahun 2020 ke 2021 terlihat peningkatan sebesar 2,54 persen atau setara Rp775,1 triliun, dan ini menurut Badan Pusat Statistik (BPS) disampaikan bahwa produk domestik bruto (PDB) industri Mamin nasional atas dasar harga berlaku (ADHB) berkontribusi sebesar Rp1,12 kuadriliun pada 2021. 

Nilai ini memiliki porsi sebesar 38,05 persen terhadap industri pengolahan nonmigas atau 6,61 persen terhadap PDB nasional yang mencapai Rp16,97 kuadriliun.

Sementara dengan kontribusi industri makanan dan minuman (mamin) terhadap PDB nasional pada tahun 2021 dan 2022 adalah sebesar Rp1,12 kuadriliun, dan memberikan kontribusi sebesar 38,38% terhadap PDB industri nonmigas.

Hal ini memperlihatkan bahwa Industri mamin pun terus beranjak dari tahun ke tahun dan pada tahun 2023, kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional meningkat lagi menjadi sebesar 6,47% dan 38,61% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas. 

Selain itu sektor industri mamin pada tahun 2023 memiliki neraca dagang positif atau surplus sebesar USD25,21 miliar, dan pada tahun ini pula realisasi investasi di sektor industri mamin mencapai Rp. 85,10 triliun.

Industri pengolahan pangan adalah proses mengubah hasil pertanian menjadi produk siap saji serta memiliki nilai tambah. Banyak rupa yang dihasilkan dari produk pangan dan diantaranya berupa minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam, dan makanan kemasan. Dan ini menjadikan Industri pengolahan pangan sebagai salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. 

Industri pengolahan pangan juga merupakan industri padat karya, dengan jumlah serapan sumber daya manusia hampir 3,6 juta tenaga kerja, dan permintaan terhadap produk industri makanan dan minuman ini terus meningkat dan secara beriringan didukung dengan pertambahan jumlah penduduk.  

Prospek industri pengolahan pangan

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memperkirakan pertumbuhan industri mamin domestik pada tahun 2025 bisa mencapai 6%, dan Industri mamin diperkirakan mampu memberikan kontribusi 40,33% di industri non-migas terhadap PDB, tentu ekspektasi ini melebihi realisasi pada tahun 2024 yaitu sekitar 39.67%.

Industri mamin menjadi subsektor dengan kontribusi PDB terbesar. dan di Indonesia dapat terus berkembang pesat karena beberapa faktor, di antaranya adalah jumlah penduduk yang besar dengan kebutuhan yang sangat besar pula, serta daya beli yang tinggi dan selain itu sudah mulai terbentuk skala usaha yang terlibat dalam ekosistem industri mamin nasional, ditambah dengan era baru teknologi yang bisa menjadikan tulang punggung perkembangan ekonomi dan daya saing negara.

Tantangan pada industri pengolahan pangan

Namun demikian Industri pengolahan pangan di Indonesia bukan berarti tanpa menghadapi tantangan dan hal ini dapat kita ketahui melalui daya beli masyarakat menengah ke bawah, di mana masih terlihat rendah dan berbanding terbalik dengan masyarakat kalangan atas yang memiliki daya beli yang tinggi, hal ini akibat dari pemerataan pangan yang belum merata dan ini menyebabkan sebagian orang kekenyangan, sementara yang lain nya kelaparan. 

Salain itu perlu untuk mempertahankan kualitas hasil pengolahan sebagai fasilitasi yang tepat pada tahap produksi, dan ini di rasa masih sangat lemah dalam hal model pengawetannya, industri pengolahan pangan Indonesia juga masih lemah dalam menjaga konsistensi kualitas, padahal ini merupakan dasar untuk mempertahankan perkembangan bisnisnya. 

Terakhir adalah masih lemah nya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menkonsumsi pangan yang aman, menyehatkan, dan bergizi lebih baik, dan ini pun beriringan dengan permintaan pangan yang memerlukan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sistem pangan yang berkelanjutan. 

Tantangan lain yang dihadapi industri pangan di Indonesia, di antaranya adalah jaringan distribusi yang tidak merata, serta kurangnya infrastruktur penyimpanan yang memadai serta akses jalan yang masih buruk di beberapa wilayah pedesaan, kemudian keterbatasan lahan pertanian dan teknologi pertanian yang tidak efisien di tambah dengan perubahan iklim serta tingkat sumber daya air yang mulai tidak konstan.

Disisi lain ada tantangan yang lebih besar yaitu adanya ketergantungan pada pasar domestik, apakah ini menjadi indikasi bahwa bisnis makanan dan minuman kurang mendapatkan tempat di pasar global ? atau memang kurang nya ekspose ?, sementara itu produsen lokal masih dirasa berat menghadapi fluktuasi harga global, terutama jika dihadapkan pada harga-harga bahan-bahan baku yang berasal dari diimpor. 

Sedangkan Impor bahan makanan olahan selalu menjadi bagian penting dari kalkulasi total penjualan, karena beberapa di antaranya tidak dapat diproduksi secara layak di Indonesia. 

Untuk itu pengolah makanan berbasis lokal perlu menemukan cara terbaik untuk menjaga modal kerja yang terkendali dan meningkatkan daya saing nya di tengah-tengah intensifikasi perdagangan regional. 

Sementara itu keberadaan UMKM berada di bawah tekanan besar atas permintaan kenaikan upah, termasuk tarif listrik, dan suku bunga pinjaman. 

Mereka pun dihadapkan pada rendah nya tingkat efisiensi operasional dan konsumsi energi, sedangkan peralatan baru masih belum mampu dioptimalkan secara baik padahal salah satu cara untuk mengembangkan bisnis ini adalah dengan mengurangi tekanan biaya, selain itu di sisi lain nya pun perlu untuk menemukan cara memperkuat kualitas dan branding produk lokal baik di pasar domestik Indonesia maupun di pasar regional ASEAN.

Fakta lain nya yang ada di tengah-tengah masyarakat adalah masih banyak yang mengasosiasikan kualitas yang lebih tinggi dengan memperhatikan merk dagang dari negeri asing dibandingkan dengan merek lokal, terutama untuk kebutuhan makanan bayi dan anak-anak.

Dukungan terhadap industri pengolahan pangan

Dukungan produksi pangan terhadap industri pengolahan pangan di Indonesia sangatlah penting dan saling melengkapi.

Produksi pangan yang memadai dan berkelanjutan menjadi fondasi bagi industri pengolahan pangan untuk berkembang, beberapa poin penting terkait dukungan hal tersebut adalah ketersediaan bahan baku yang cukup bagi industri pengolahan, untuk kualitas bahan baku pun tidak serta merta karena aspek kebutuhan dan langsung di olah tetapi juga perlu dilakukan kontrol yang baik agar Kualitas bahan baku tidak menghambat proses produksi dan menurunkan kualitas produk akhir.

Dengan bahan baku yang terkontrol dapat memungkinkan industri untuk memproduksi berbagai macam produk olahan pangan dalam jumlah besar atau mass production, kemudian di tambah dengan perlunya diversifikasi produk untuk memenuhi minat keragaman komoditas pangan yang dihasilkan, dan ini memungkinkan industri pengolahan untuk menciptakan produk-produk olahan baru yang lebih beragam dan inovatif, sesuai dengan selera konsumen.

Namun ada hal penting yang juga jangan dilupakan adalah peningkatan nilai tambah, industri pengolahan pangan harus berperan dalam meningkatkan nilai tambah dari hasil produk pertanian dan ini bisa dilakukan melalui fleksibilitas proses pengolahan yang mampu mengubah bahan baku mentah menjadi produk jadi yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan berorientasi pada peningkatan nilai tambahnya.

Dan tentunya hal utama dari produk jadi yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan berorientasi pada peningkatan nilai tambah ini adalah dengan tetap memperhatikan peluang dan penciptaan lapangan kerja, di mana dengan beriringan ada nya pertumbuhan industri pengolahan pangan pun tetap memberikan keleluasaan untuk membuka lapangan kerja baru, baik di sektor pertanian maupun industri pengolahan itu sendiri, sehingga dengan beriringan pertumbuhan pada posisi industri pengolahan pangan juga tidak melupakan kontribusi utama nya pada penyerapan tenaga kerja secara baik.

Dan dalam hal terpenting nya adalah produksi pangan tetap bisa secara utuh berperan dalam negeri untuk memperkuat daya dukung yang berkontribusi pada ketahanan pangan nasional, dan mengurangi ketergantungan impor pangan serta menjaga kestabilan sosial.

Sementara itu untuk mensikapi keterbatasan infrastruktur, seperti jalan dan penyimpanan, perlu terus ditingkatkan untuk menjaga kelancaran jalur rantai pasok dan distribusi logistik, dengan mengelola infrastruktur secara bertahap sambil melakukan pembenahan kemacetan dan perbaikan tetapi juga komitmen pada pembangunan jalur lintas bebas hambatan perlu terus diupayakan, karena hal ini menjadi salah satu sarat penting agar produk hasil pengolahan pangan dapat segera terdistribusikan secara baik untuk sampai ditempat tujuan.

Sedangkan persoalan pengembangan teknologi, tinggal menunggu keberanian pemerintah untuk melahirkan kebijakan strategis dan perlindungan terhadap para pengembang teknologi produk anak bangsa. Persoalan pengembangan dan rekayasa teknologi dalam berbagai bidang ini bukan persoalan keberadaan sumberdaya manusia, tetapi soal keberanian pemerintah memberikan dukungan dan perlindungan pada tingkat kreatifitas anak bangsa, khususnya dalam pengembangan teknologi proses pengolahan pangan, dampak dukungan dan perlindungan pemerintah terhadap kreativitas anak bangsa ini sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kemandirian untuk berinovasi serta keamanan dalam berkarya, karena teknologi proses pengolahan pangan termasuk kedalam jenis rekayasa teknologi yang sensitif agar menghasilkan produk pengolahan pangan yang higienis dengan ingredient yang layak sesuai kebutuhan konsumen.

Secara keseluruhan, dukungan produksi pangan terhadap industri pengolahan pangan di Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian nasional, terutama dengan meningkatkan peran UMKM dengan pengolahan pangan berbasis lokal.

* Penulis adalah Pegiat Pangan tinggal di Purwakarta Jawa Barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun