Mohon tunggu...
Dadan K Ramdan
Dadan K Ramdan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Pangan

Pegiat Pangan di sekitar Jawa Barat dan fokus pada pengembangan human capital ekosistem komunitas usaha komoditas pangan berbasis digital yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Prospek dan Tantangan Industri Pengolahan Pangan

9 Januari 2025   14:14 Diperbarui: 9 Januari 2025   14:14 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri pengolahan pangan juga merupakan industri padat karya, dengan jumlah serapan sumber daya manusia hampir 3,6 juta tenaga kerja, dan permintaan terhadap produk industri makanan dan minuman ini terus meningkat dan secara beriringan didukung dengan pertambahan jumlah penduduk.  

Prospek industri pengolahan pangan

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memperkirakan pertumbuhan industri mamin domestik pada tahun 2025 bisa mencapai 6%, dan Industri mamin diperkirakan mampu memberikan kontribusi 40,33% di industri non-migas terhadap PDB, tentu ekspektasi ini melebihi realisasi pada tahun 2024 yaitu sekitar 39.67%.

Industri mamin menjadi subsektor dengan kontribusi PDB terbesar. dan di Indonesia dapat terus berkembang pesat karena beberapa faktor, di antaranya adalah jumlah penduduk yang besar dengan kebutuhan yang sangat besar pula, serta daya beli yang tinggi dan selain itu sudah mulai terbentuk skala usaha yang terlibat dalam ekosistem industri mamin nasional, ditambah dengan era baru teknologi yang bisa menjadikan tulang punggung perkembangan ekonomi dan daya saing negara.

Tantangan pada industri pengolahan pangan

Namun demikian Industri pengolahan pangan di Indonesia bukan berarti tanpa menghadapi tantangan dan hal ini dapat kita ketahui melalui daya beli masyarakat menengah ke bawah, di mana masih terlihat rendah dan berbanding terbalik dengan masyarakat kalangan atas yang memiliki daya beli yang tinggi, hal ini akibat dari pemerataan pangan yang belum merata dan ini menyebabkan sebagian orang kekenyangan, sementara yang lain nya kelaparan. 

Salain itu perlu untuk mempertahankan kualitas hasil pengolahan sebagai fasilitasi yang tepat pada tahap produksi, dan ini di rasa masih sangat lemah dalam hal model pengawetannya, industri pengolahan pangan Indonesia juga masih lemah dalam menjaga konsistensi kualitas, padahal ini merupakan dasar untuk mempertahankan perkembangan bisnisnya. 

Terakhir adalah masih lemah nya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menkonsumsi pangan yang aman, menyehatkan, dan bergizi lebih baik, dan ini pun beriringan dengan permintaan pangan yang memerlukan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sistem pangan yang berkelanjutan. 

Tantangan lain yang dihadapi industri pangan di Indonesia, di antaranya adalah jaringan distribusi yang tidak merata, serta kurangnya infrastruktur penyimpanan yang memadai serta akses jalan yang masih buruk di beberapa wilayah pedesaan, kemudian keterbatasan lahan pertanian dan teknologi pertanian yang tidak efisien di tambah dengan perubahan iklim serta tingkat sumber daya air yang mulai tidak konstan.

Disisi lain ada tantangan yang lebih besar yaitu adanya ketergantungan pada pasar domestik, apakah ini menjadi indikasi bahwa bisnis makanan dan minuman kurang mendapatkan tempat di pasar global ? atau memang kurang nya ekspose ?, sementara itu produsen lokal masih dirasa berat menghadapi fluktuasi harga global, terutama jika dihadapkan pada harga-harga bahan-bahan baku yang berasal dari diimpor. 

Sedangkan Impor bahan makanan olahan selalu menjadi bagian penting dari kalkulasi total penjualan, karena beberapa di antaranya tidak dapat diproduksi secara layak di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun