Mohon tunggu...
Dailymonthly
Dailymonthly Mohon Tunggu... Freelancer - Just Another Blog

Budayakan Membaca Dailymonthly | Prima H. I have been writing for over 10 years. I have written on various topics such as politics, technology, and entertainment. However, my true passion lies in writing about comprehensive analysis and from various points of view. I believe that writing from multiple perspectives allows me to explore my subjects, settings, and moral gray areas from a wider variety of perspectives, which sustains complexity and keeps the reader interested. I have written several articles on this topic and am considered an expert in the field.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Indonesia: Negeri Energi Terbarukan dan Aksi Iklim

28 Mei 2023   06:05 Diperbarui: 28 Mei 2023   06:23 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PLTA memiliki beberapa manfaat lingkungan dan sosial, seperti membantu pengendalian banjir dan memfasilitasi pengelolaan sumber daya air tawar. Namun, PLTA juga memiliki beberapa dampak negatif, seperti menggusur pemukiman manusia, mengancam spesies tanaman dan hewan asli, menyebabkan masalah penumpukan sedimen, dan menyia-nyiakan sumber daya air tawar yang berharga dengan meningkatkan area permukaan yang terkena penguapan. Oleh karena itu, pembangunan PLTA harus dilakukan dengan cara yang berkelanjutan secara lingkungan dan sosial, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan hak-hak masyarakat lokal dan ekosistem.

Pembangkit Listrik Tenaga Hidrokinetik di Indonesia

Ilustrasi (Bing Image Creator)
Ilustrasi (Bing Image Creator)

Indonesia juga memiliki potensi besar untuk pembangkit listrik tenaga hidrokinetik atau energi laut, karena garis pantainya yang panjang dan sumber daya lautnya yang kaya. Tenaga hidrokinetik menggunakan perangkat seperti konverter gelombang, turbin pasang surut, atau sistem konversi energi panas laut untuk menangkap energi gelombang laut, pasang surut, arus, dan gradien termal sebagai sumber listrik terbarukan.

Namun, tenaga hidrokinetik masih dalam tahap awal pengembangan di Indonesia, dan menghadapi banyak tantangan seperti biaya yang tinggi, kurangnya peraturan, kesulitan teknis, masalah lingkungan, dan penerimaan sosial. Pemerintah belum menetapkan target atau kebijakan khusus untuk pengembangan tenaga hidrokinetik.

Namun demikian, beberapa proyek percontohan telah diprakarsai oleh perusahaan swasta atau lembaga penelitian untuk menguji kelayakan dan kinerja perangkat hidrokinetik di perairan Indonesia. Sebagai contoh, konverter energi gelombang yang dikembangkan oleh OceanPixel telah dipasang di Pulau Nusa Penida, Bali, pada tahun 2017. Turbin pasang surut yang dikembangkan oleh SBS International dipasang di Selat Larantuka di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2018. Sistem konversi energi panas laut yang dikembangkan oleh Saga University dipasang di Teluk Ambon di Maluku pada tahun 2019.

Para peminat energi hidrokinetik menyatakan bahwa teknologi ini akan terbukti lebih aman dan lebih dapat diprediksi daripada sumber energi terbarukan lainnya, karena pola air dapat ditentukan beberapa tahun sebelumnya. Para ahli memperkirakan bahwa energi hidrokinetik pada akhirnya dapat memasok hingga 80 persen dari kebutuhan energi negara. Oleh karena itu, tenaga hidrokinetik dapat menjadi pilihan yang menjanjikan bagi Indonesia untuk mendiversifikasi bauran energinya dan mengurangi emisi gas rumah kaca di masa depan.

Energi Surya

Ilustrasi ( Bing Image Creator)
Ilustrasi ( Bing Image Creator)

Energi surya berasal dari matahari dalam bentuk radiasi, yang harus diubah secara langsung atau tidak langsung menjadi listrik atau bentuk energi lain yang dapat digunakan. Ada dua jenis utama teknologi yang digunakan untuk menangkap energi dari radiasi surya, yaitu termal dan fotovoltaik. Teknologi surya termal, juga dikenal sebagai tenaga surya terkonsentrasi atau CSP, menggunakan sinar matahari untuk memanaskan cairan menjadi uap, yang dapat menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Teknologi fotovoltaik (PV) mengubah cahaya matahari langsung menjadi listrik.

Teknologi fotovoltaik memungkinkan listrik dihasilkan dengan biaya lebih murah, tetapi energi yang dikumpulkan menggunakan CSP dapat disimpan dengan biaya lebih rendah. Kedua metode dapat ditingkatkan untuk menghasilkan daya untuk jaringan listrik atau skala kecil untuk menghasilkan listrik tambahan atau panas untuk rumah, sekolah, dan bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun