Mohon tunggu...
Dailymonthly
Dailymonthly Mohon Tunggu... Freelancer - Just Another Blog

Budayakan Membaca Dailymonthly | Prima H. I have been writing for over 10 years. I have written on various topics such as politics, technology, and entertainment. However, my true passion lies in writing about comprehensive analysis and from various points of view. I believe that writing from multiple perspectives allows me to explore my subjects, settings, and moral gray areas from a wider variety of perspectives, which sustains complexity and keeps the reader interested. I have written several articles on this topic and am considered an expert in the field.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Indonesia: Negeri Energi Terbarukan dan Aksi Iklim

28 Mei 2023   06:05 Diperbarui: 28 Mei 2023   06:23 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Indonesia dibangun pada tahun 1983 di Kawah Kamojang, Jawa Barat, setelah uji coba pengeboran yang sukses pada tahun 1926. Sejak saat itu, beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi lainnya telah dikembangkan di berbagai daerah, seperti Salak dan Darajat di Jawa Barat, Sibayak di Sumatera Utara, dan Wayang Windu di Jawa Barat. Cadangan panas bumi terbesar terletak di bagian barat Indonesia di mana permintaan energi paling tinggi: Sumatra, Jawa dan Bali. Sulawesi Utara merupakan daerah yang paling maju dalam memanfaatkan energi panas bumi untuk kebutuhan listrik: sekitar 40 persen dari total kebutuhan listrik dipasok oleh energi panas bumi.

Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan kapasitas panas bumi menjadi 9.000 MW pada tahun 2025, menjadikannya produsen energi panas bumi terkemuka di dunia. Hal ini akan memenuhi 5% dari total kebutuhan energi Indonesia. Namun, masih banyak tantangan dan hambatan untuk mencapai tujuan ini, seperti biaya eksplorasi dan pengembangan yang tinggi, ketidakpastian peraturan, dampak lingkungan dan sosial, serta risiko teknis dan finansial. Sebuah laporan dari Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia pada tahun 2015 menunjukkan bahwa reformasi kebijakan diperlukan untuk membuka potensi panas bumi Indonesia.

Hidrogen: Sumber Energi Terbarukan yang Menjanjikan untuk Indonesia

Hidrogen adalah elemen yang melimpah yang dapat ditemukan dalam air, gas alam, batu bara, dan biomassa. Hidrogen memiliki potensi untuk memberikan alternatif yang bersih untuk bahan bakar fosil dengan memproduksi listrik melalui sel bahan bakar hidrogen. Sel bahan bakar ini dapat menyalakan kendaraan, generator, atau mesin industri tanpa mengeluarkan gas rumah kaca. Indonesia, sebagai salah satu konsumen energi dan penghasil emisi karbon terbesar di dunia, memiliki kepentingan yang kuat untuk mengembangkan hidrogen sebagai sumber energi terbarukan. 

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Hidrogen diharapkan dapat memainkan peran penting dalam transisi energi dan proses dekarbonisasi ini.

Namun, masih banyak tantangan dan hambatan yang harus diatasi sebelum hidrogen dapat menjadi sumber energi yang layak dan terjangkau. Salah satu tantangan utamanya adalah bagaimana memproduksi hidrogen secara berkelanjutan. Saat ini, sebagian besar hidrogen yang digunakan di Indonesia diekstraksi dari bahan bakar fosil, seperti metana, melalui proses yang disebut steam reforming, yang melepaskan karbon dioksida. Metode ini lebih murah daripada elektrolisis, yang menggunakan listrik untuk memecah air menjadi hidrogen dan oksigen. 

Elektrolisis dapat dianggap sebagai energi terbarukan jika listriknya berasal dari sumber yang dapat diperbarui, seperti tenaga surya, air, atau panas bumi. Namun, elektrolisis mahal dan hanya menyumbang sebagian kecil dari produksi hidrogen di Indonesia. Kisaran harga gas hidrogen sebagai bahan kimia dijual dengan harga Rp. 200.000 hingga Rp. 1.700.000 per 600 L (1 tabung besar) sesuai dengan tingkat kemurnian hidrogen.

Tantangan lainnya adalah bagaimana menggunakan hidrogen secara efisien dan aman di berbagai sektor, seperti transportasi dan industri. Hidrogen dapat digunakan dengan teknologi sel bahan bakar atau dengan teknologi pembakaran internal. Teknologi sel bahan bakar mengubah hidrogen dan oksigen menjadi listrik dan air, sedangkan teknologi pembakaran internal membakar hidrogen sebagai bahan bakar. 

Kedua teknologi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal kinerja, biaya, dan dampak lingkungan. Indonesia sedang menjajaki kedua opsi tersebut dan memiliki rencana untuk menggunakan hidrogen di sektor industri dan transportasi. Sebagai contoh, Toyota telah mengembangkan prototipe mobil yang beroperasi dengan pembakaran hidrogen daripada mengandalkan listrik dari baterai sel hidrogen atau sumber lainnya.

Terlepas dari tantangan yang ada, Indonesia memiliki potensi dan peluang yang sangat besar untuk menjadi pemimpin global dalam produksi dan pemanfaatan hidrogen. Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan yang melimpah, seperti tenaga surya, air, dan panas bumi, yang dapat digunakan untuk memproduksi hidrogen hijau.

Hidrogen hijau adalah hidrogen yang diproduksi dari sumber terbarukan tanpa mengeluarkan karbon dioksida. Total potensi energi terbarukan skala utilitas di Indonesia diperkirakan mencapai 442 GW pada tahun 2018, di mana hanya 2% yang telah dimanfaatkan. Potensi ini membuat Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk menjadi pembangkit listrik tenaga hidrogen ramah lingkungan di masa depan. Indonesia juga dapat mengambil manfaat dari mengekspor hidrogen dan turunannya, seperti amonia dan metanol, ke negara-negara lain yang ingin mengurangi jejak karbon mereka. Hidrogen dapat menjadi sumber pendapatan baru dan pengaruh geopolitik bagi Indonesia di kawasan ini dan sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun