Menurut teologi Islam pun, kekuatan permohonan doa Yesus ini masih diutamakan oleh Allah doa (syafa'at) dari Nabi Muhammad . Ini sejalan dengan konsep umum dalam Islam bahwa hanya Allah-lah yang dapat mengampuni dosa, sementara Nabi Muhammad hanya memohon pengampunan umatnya kepada Allah Swt.
2. Sensitivitas terhadap Penghormatan yang Berlebihan
Islam sangat menghormati seluruh nabi yang diutus oleh Allah dan tidak membeda-bedakannya, dalam hal ini termasuk Nabi Isa (Yesus). Namun demikian, di dalam Islam, sama sekali tidak diperbolehkan untuk mendirikan patung atau monumen---juga menggambar rupanya---sebagai bentuk penghormatan dan supaya tidak disembah. Hal ini disebabkan oleh kepekaan Islam terhadap risiko kultus individu, yang dapat berujung pada penyembahan berhala. Dalam hal ini, Islam serupa dengan beberapa denominasi Kristen, seperti Anabaptis dan pengikut Huldrych Zwingli, yang menolak kehadiran ikon di tempat ibadah, meski tetap sangat jauh berbeda dan bertolak belakang.
Penghormatan yang berlebihan terhadap figur-figur spiritual dalam Islam sangatlah dilarang, karena dapat mengarah pada praktik-praktik yang bertentangan dengan prinsip tauhid, yaitu keyakinan pada keesaan Allah Swt. Oleh karena itu, umat Muslim sangat berhati-hati dalam menghormati Nabi Isa (Yesus), yang memastikan bahwa penghormatan tersebut tidak berubah menjadi bentuk penyembahan dan berakhir pada dosa besar (kemusyrikan). Konsep ini juga menunjukkan betapa tegasnya Islam dalam menjaga kemurnian ibadah dan aqidah-nya hanya kepada Allah Swt., tanpa campur tangan perantara dalam bentuk apa pun, termasuk para nabi. Hal ini dikecualikan dalam bentuk tawassul, yang teman-teman bisa pelajari dari berbagai sumber Islam Indonesia, seperti NU Online, Tebuireng Onling, dll.
3. Kedatangan Yesus di Akhir Zaman
Yesus memiliki peran penting dalam eskatologi Islam atau studi tentang akhir zaman. Dalam teologi Islam, Yesus adalah satu-satunya nabi yang akan datang sebagai figur mesianis dengan peran eskatologis, termasuk membawa keadilan dan kebangkitan agama Islam.
Dalam hal ini, Saritoprak menyebutkan bahwa kedatangan Yesus disebut sebagai nuzul 'Isa, yang berarti "turunnya Yesus" dari surga pada akhir zaman. Meskipun Al-Qur'an tidak secara eksplisit menyebutkan kembalinya Yesus, hal ini sangat ditekankan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad .
Dalam berbagai hadis, kedatangan Yesus di akhir zaman akan disertai dengan peristiwa-peristiwa besar lainnya, seperti munculnya Dajjal (sosok Antikristus), yang merupakan simbol kejahatan dan penindasan. Nabi Yesus akan turun untuk menegakkan keadilan dan membebaskan dunia dari kekuatan-kekuatan destruktif.
Kedatangan Yesus dipandang sebagai rahmat dari Allah untuk umat manusia dan ini merupakan salah satu momen penting dalam rangkaian tanda-tanda besar menjelang Hari Kiamat (Al-Sa'ah). Bagi umat Muslim, keyakinan akan turunnya Yesus adalah bentuk optimisme bahwa keadilan dan kebenaran pada akhirnya akan menang.
Yesus pun akan bertugas untuk menghancurkan salib-salib, membunuh babi-babi, dan membunuh dajjal. Hal ini berkaitan dengan Yesus yang akan turun untuk meluruskan aqidah para penyembahnya yang mengklaim sebagai "pengikut"-nya.
Kedatangan Yesus merupakan salah satu tanda besar menjelang Al-Sa'ah atau Hari Kiamat bersama dengan munculnya Dajjal (sosok Antikristus) dan terbitnya matahari dari barat. Meskipun tanda-tanda ini sering dipahami secara harfiah, Saritoprak berpendapat bahwa ada ruang untuk memahaminya secara alegoris. Yang pasti, umat Muslim meyakini kebenaran kedatangan Yesus karena Nabi Muhammad telah berbicara tentang hal ini. Yesus pun akan melanjutkan syari'at Nabi Muhammad dan tidak akan mempebaharui hukum-hukumnya.
4. Peran dalam Membawa Keadilan
Yesus dalam eskatologi Islam datang sebagai rahmat dari Allah Swt. untuk membawa keadilan di dunia. Bersama dengan Imam Al-Mahdi, figur mesianis Muslim yang muncul dari keturunan Nabi Muhammad , Yesus akan berjuang melawan Dajjal yang merupakan simbol penindasan dan kejahatan.
Saritoprak menekankan bahwasanya peranan Yesus dalam eskatologi Islam berbeda sekali dengan konsep kedatangan "Kerajaan Tuhan" dalam teologi Kristen, di mana segala bentuk kejahatan akan lenyap. Dalam pandangan Islam, dunia ini tetap menjadi tempat ujian bagi umat manusia, sehingga keberadaan kejahatan tidak sepenuhnya hilang.