Pentingnya sikap peduli lingkungan menurut pernyataan Akhmad Muhaimin Azzet (2013: 97) Ia mengatakan bahwa bumi semakin tua dan kebutuhan manusia pada alam juga semakin besar, sehingga yang menjadi persoalan lingkungan adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Begitu juga pernyataan Philip Shabechoff (1999: xviii) Ia mengatakan bahwa bumi ini hanya satu dan sudah terasa sangat kecil. Untuk itu, bumi perlu dijaga dan dirawat dengan kasih sayang.Â
Dalam konteks inilah nilai peduli lingkungan sebagai salah satu nilai dalam pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia dini, terutama siswa TK (Afriyeni, 2018).Â
Untuk memberikan pemahaman yang baik tentang lingkungan banyak cara yang dapat dilakukan bagi setiap individu, contohnya seperti penerangan, penyuluhan, bimbingan, dan pendidikan (formal dan non formal mulai dari TK, SD, hingga perguruan tinggi). Hamzah (2013: 43) menjelaskan bahwa kepedulian terhadap lingkungan merupakan wujud sikap mental individu yang direfleksikan dalam perilakunya. Menurut Tadkiroatun Musfiroh dalam Sulistyowati (2012: 20), sikap mental dan perilaku dapat disebut dengan karakter. Karakter merupakan watak, tabiat, akhlak, dan kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi sebagai kebajikan (virtues) yang digunakan sebagai landasan cara pandang berfikir, bersikap, dan bertindak.Â
Syukri Hamzah (2013: 43) juga mengatakan bahwa karakter peduli lingkungan sepenuhnya bukanlah talenta maupun instink bawaan, tetapi juga merupakan hasil dari suatu proses pendidikan dalam arti yang luas. Salah didik atau salah asuh terhadap seorang individu bisa jadi akan menghasilkan karakter yang kurang baik terhadap lingkungan.Â
Oleh karena itu, karakter yang baik haruslah dibentuk kepada setiap individu, sehingga setiap individu dapat menjiwai setiap tindakan dan perilakunya (Alanwari, n.d.).
Â
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan proses interaktif yang meningkatkan pemahaman pada komunitas ilmiah diperoleh dengan membuat hasil baru yang penting dari menjadi lebih dekat dengan fenomena yang sedang diteliti (Aspers & Corte, 2019).Â
Melalui penelitian kualitatif, peneliti dapat mengakses pikiran dan perasaan dari sumber penelitian yang dapat mengembangkan pemahaman tentang suatu makna yang dianggap berasal dari pengalaman kelompok (orangorang) tertentu (Sutton & Austin, 2015). Sementara tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan suatu fenomena dan karakteristiknya (Nassaji, 2015).Â
Sebelum menulis, penulis melakukan pembuatan Surat Pernyataan Kerja Sama dengan mitra yakni Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.Â
Setelah mendapatkan perizinan, penulis dan rekan sekelompok melakukan survey kepada beberapa sekolah jenjang TK yang ada di Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung. Survey dilakukan dengan menanyakan bagaimana kondisi TK tersebut, bagaimana proses pembelajarannya, sampai pada apa yang dibutuhkan dan diharapkan kepada kami selaku kelompok yang akan membantu jalannya proses pembelajaran berlangsung selama kurang lebih 2 minggu.Â
KKN / Kuliah Kerja Nyata di TK Islam Siti Khadijah IV, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung.Â
Dari kelima TK/PAUD yang telah kami survey dan wawancarai, kami memutuskan untuk melakukan kegiatan