Mohon tunggu...
Dafa Ramadhan Tris Pratama
Dafa Ramadhan Tris Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Staf Project Management PT Telkom Indonesia

Hallo saya Dafa Ramadhan, Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan dan Menjaga Kebersihan kepada Siswa di TK Islam Siti Khadijah IV Bandung

7 Agustus 2022   13:00 Diperbarui: 7 Agustus 2022   13:25 3839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karakter merupakan sesuatu yang ada pada tiap diri individu yang dibentuk dalam lingkungan keluarga sejak kecil. Namun, karakter juga ada pada tiap diri individu sejak lahir. Karakter yang baik dapat dibentuk melalui pendidikan, salah satunya melalui pendidikan karakter di sekolah. Untuk mewujudkannya dapat dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai karakter terhadap peserta didik. 

Salah satu karakter yang harus dibentuk sejak usia dini yaitu karakter peduli lingkungan. Pembentukan karakter peduli lingkungan dapat dimulai dari lingkungan sekolah dengan menjaga kebersihan sekolah. 

Dengan terbiasanya siswa menjaga lingkungan sekolah, maka siswa akan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Program yang biasa dilakukan disekolah terdapat unsur K3 (kebersihan, keindahan, kerapian), meliputi piket bersama di kelas dan lingkungan sekolah serta belajar merawat tumbuhan dan menjaganya. 

Dengan program ini bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan aktivitas kesadaran siswa di sekolah agar menjaga kebersihan lingkungan serta merawat tumbuhan di sekitarnya. Karena dengan bersihnya lingkungan sekolah, maka akan membuat siswa serta guru nyaman dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. 

Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan untuk mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya serta berupaya untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang sudah ada. 

Dengan tidak pedulinya seseorang terhadap lingkungan, dapat menimbulkan permasalahan yang sering terjadi terhadap kelestarian lahan hijau yang banyak digunakan untuk membangun pemukiman sehingga menyebabkan mudahnya terjadi banjir karena tidak adanya resapan air ketika hujan turun. 

Ketidakpedulian tersebut dapat dilihat dari banyaknya lahan hijau seperti perkebunan, hutan, dan sawah yang beralih fungsi menjadi perumahan, perkantoran, tempat usaha, sarana rekreasi, dan sebagainya. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut yaitu melalui pembentukan karakter yang dimulai sejak usia dini. 

Pembentukan karakter ini dapat dilakukan melalui pembelajaran yang berwawasan lingkungan hidup. Dengan adanya pembelajaran sikap peduli lingkungan, diharapkan dapat menyadarkan siswa agar memiliki kepedulian terhadap alam dan lingkungan disekitarnya. 

Menanamkan sikap peduli lingkungan terhadap siswa dapat dimulai dari menjaga kebersihan kelas dan sekolah dengan cara membuang sampah di tempatnya, melakukan piket kelas, merawat tanaman, dan sebagainya. Selain itu, salah satu cara menumbuhkan karakter peduli lingkungan pada siswa TK yaitu dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku tersebut berperan sangat penting dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan (Harianti, 2017). 

Gambar 2. Peduli Lingkungan Sekitar/dokpri
Gambar 2. Peduli Lingkungan Sekitar/dokpri
Kebersihan di lingkungan sekolah bukan hanya tanggung jawab siswa, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab guru dan semua yang ada di sekolah. Namun pada kenyataannya, masih banyak sekolah yang lingkungannya belum terjaga. Yang menjadi penyebab tidak terjaganya lingkungan sekolah yaitu karena kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. 

Dalam lingkungan sekolah guru merupakan sosok yang paling berpengaruh terhadap siswa, karena apapun yang guru lakukan siswa akan mengikutinya. Oleh karena itu, guru harus mengajak dan memberi contoh perilaku yang baik seperti, membuang sampah pada tempatnya. Dengan begitu siswa akan mengikuti apa yang gurunya lakukan. 

Penanaman pengetahuan, kemampuan dan sikap pada pendidikan dasar merupakan fondasi untuk membentuk kepribadian anak pada pembentukan kepribadian masyarakat di masa yang akan datang. Penanaman kepribadian tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pendidikan perilaku peduli lingkungan dan menjaga kebersihan. 

Salah satu yang menjadi perhatian di lingkungan sekolah yaitu masalah sampah. Dengan adanya masalah sampah tersebut sangat diperlukan adanya perhatian khusus terhadap lingkungan, selain itu juga kesadaran dari diri setiap individu untuk selalu menjaga lingkungan. 

Maka dari itu gerakan peduli lingkungan sangat dibutuhkan untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih. Pendidikan karakter memiliki peran yang sangat penting untuk memperkuat mental dan karakter generasi penerus agar sejalan dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk karakter yang baik. 

Gerakan peduli lingkungan termasuk ke dalam nilai karakter nasionalis. Yang dimaksud dengan Nilai nasionalis yaitu bagaimana cara kita bersikap, berfikir dan berbuat yang menunjukkan jiwa kesetiaan, penghargaan, dan kepedulian terhadap lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, politik, dan bangsa di atas kepentingan diri maupun kelompok. Nilai yang terkandung di dalam karakter nasionalis di antaranya, menjaga lingkungan, menjaga kekayaan alam, cinta tanah air, dan disiplin. 

Dalam pendidikan karakter melibatkan semua kepentingan yang ada dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan juga masyarakat luas. Tidak akan berhasil dalam pembentukan dan pendidikan karakter apabila tidak ada kesinambungan dan keharmonisan dengan lingkungan pendidikan (Chan et al., 2019). 

Gambar 3. Ilustrasi Gerakan Peduli Lingkungan/dokpri
Gambar 3. Ilustrasi Gerakan Peduli Lingkungan/dokpri
Penanaman karakter peduli lingkungan juga dapat ditanamkan terhadap siswa dengan membiasakan siswa untuk mencuci tangan pada saat jam istirahat, dan mencuci tangan pada saat sebelum maupun sesudah makan. Seluruh siswa juga dibiasakan untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. 

Selain itu, siswa juga diajarkan untuk memilah sampah, jadi sampah seperti botol plastik, gelas air mineral disimpan lalu jika sudah banyak dapat dijual dan uang hasil penjualan tersebut untuk kas kelas.

Guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar, yang sangat turut berperan dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang berpotensi dalam bidang pembangunan, oleh karena itu, guru merupakan salah satu komponen dalam bidang pendidikan yang harus berperan serta aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. 

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, peran guru sangatlah besar dan merupakan peran yang pokok karena secara langsung berinteraksi dengan peserta didik dan melaksanakan transfer ilmu pengetahuan. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter siswa. 

Guru mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada siswa, karakter yang telah ditanamkan lambat laun akan menjadi kebiasaan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Peduli terhadap lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang berupaya untuk mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan juga berupaya untuk memperbaiki kerusakankerusakan alam yang sudah terjadi. 

Karakter peduli lingkungan dapat mencerminkan kepedulian dan kepekaan siswa terhadap lingkungannya. Penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan pada siswa TK dapat dilaksanakan melalui pengembangan sikap yang diintegrasikan dalam kurikulum pembelajaran. 

Gambar 4. Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini/dokpri
Gambar 4. Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini/dokpri
Pentingnya sikap peduli lingkungan menurut pernyataan Akhmad Muhaimin Azzet (2013: 97) Ia mengatakan bahwa bumi semakin tua dan kebutuhan manusia pada alam juga semakin besar, sehingga yang menjadi persoalan lingkungan adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Begitu juga pernyataan Philip Shabechoff (1999: xviii) Ia mengatakan bahwa bumi ini hanya satu dan sudah terasa sangat kecil. Untuk itu, bumi perlu dijaga dan dirawat dengan kasih sayang. 

Dalam konteks inilah nilai peduli lingkungan sebagai salah satu nilai dalam pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia dini, terutama siswa TK (Afriyeni, 2018). 

Untuk memberikan pemahaman yang baik tentang lingkungan banyak cara yang dapat dilakukan bagi setiap individu, contohnya seperti penerangan, penyuluhan, bimbingan, dan pendidikan (formal dan non formal mulai dari TK, SD, hingga perguruan tinggi). Hamzah (2013: 43) menjelaskan bahwa kepedulian terhadap lingkungan merupakan wujud sikap mental individu yang direfleksikan dalam perilakunya. Menurut Tadkiroatun Musfiroh dalam Sulistyowati (2012: 20), sikap mental dan perilaku dapat disebut dengan karakter. Karakter merupakan watak, tabiat, akhlak, dan kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi sebagai kebajikan (virtues) yang digunakan sebagai landasan cara pandang berfikir, bersikap, dan bertindak. 

Syukri Hamzah (2013: 43) juga mengatakan bahwa karakter peduli lingkungan sepenuhnya bukanlah talenta maupun instink bawaan, tetapi juga merupakan hasil dari suatu proses pendidikan dalam arti yang luas. Salah didik atau salah asuh terhadap seorang individu bisa jadi akan menghasilkan karakter yang kurang baik terhadap lingkungan. 

Oleh karena itu, karakter yang baik haruslah dibentuk kepada setiap individu, sehingga setiap individu dapat menjiwai setiap tindakan dan perilakunya (Alanwari, n.d.).

 

Gambar 5. Memberikan Pemahaman kepada Anak seputar pentingnya menjaga kebersihan/dokpri
Gambar 5. Memberikan Pemahaman kepada Anak seputar pentingnya menjaga kebersihan/dokpri

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan proses interaktif yang meningkatkan pemahaman pada komunitas ilmiah diperoleh dengan membuat hasil baru yang penting dari menjadi lebih dekat dengan fenomena yang sedang diteliti (Aspers & Corte, 2019). 

Melalui penelitian kualitatif, peneliti dapat mengakses pikiran dan perasaan dari sumber penelitian yang dapat mengembangkan pemahaman tentang suatu makna yang dianggap berasal dari pengalaman kelompok (orangorang) tertentu (Sutton & Austin, 2015). Sementara tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan suatu fenomena dan karakteristiknya (Nassaji, 2015). 

Sebelum menulis, penulis melakukan pembuatan Surat Pernyataan Kerja Sama dengan mitra yakni Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. 

Gambar 6. Mengunjungi Kelurahan Babakan Sari untuk membahasa SPK/dokpri 
Gambar 6. Mengunjungi Kelurahan Babakan Sari untuk membahasa SPK/dokpri 
Setelah mendapatkan perizinan, penulis dan rekan sekelompok melakukan survey kepada beberapa sekolah jenjang TK yang ada di Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung. Survey dilakukan dengan menanyakan bagaimana kondisi TK tersebut, bagaimana proses pembelajarannya, sampai pada apa yang dibutuhkan dan diharapkan kepada kami selaku kelompok yang akan membantu jalannya proses pembelajaran berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. 

Gambar 7. Survey TK Islam Siti Khadijah IV/dokpri
Gambar 7. Survey TK Islam Siti Khadijah IV/dokpri
Gambar 8. Survey TK Mutmainah/dokpri
Gambar 8. Survey TK Mutmainah/dokpri
Gambar 9. Survey PAUD RW 15 /dokpri
Gambar 9. Survey PAUD RW 15 /dokpri
Gambar 10. Survey TKQ Al-Mualim /dokpri
Gambar 10. Survey TKQ Al-Mualim /dokpri
Dari kelima TK/PAUD yang telah kami survey dan wawancarai, kami memutuskan untuk melakukan kegiatan KKN / Kuliah Kerja Nyata di TK Islam Siti Khadijah IV, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Bandung. 

Kami sebagai pendamping guru di TK Islam Siti Khadijah IV merupakan salah satu motivator terdekat dengan para siswa. Siswa belajar dari apa yang mereka lihat. Maka alangkah baiknya jika kami dapat mengajak dan memberi contoh kepada siswanya tentang menjaga kebersihan agar tercipta suasana lingkungan yang bersih dan nyaman. 

Cara menciptakan lingkungan sekolah yang sehat diantaranya : 

1. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah mencanangkan program sekolah hijau (green school). Program penghijauan sekolah, selain membuat sekolah menjadi rindang, juga bisa memberi kenyamanan saat kegiatan belajar mengajar. 

2. Melaksanakan tata tertib sekolah dan tetap menjaga kebersihan dan keseimbangan lingkungan sekolah. 

3. Menanamkan sikap peduli lingkungan terhadap siswa dengan mencanangkan berbagai program yang bisa menyadarakan siswa betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah. 

4. Melakukan pengawasan yang ketat dan penegakkan peraturan sekolah yang tegas agar para warga sekolah mau dan secara sadar bersedia untuk melaksanakan ketertiban dan peraturan sekolah. 

5. Mencanagkan kegiatan cinta lingkungan atau kegiatan kebersihan sekolah. 

6. Jika memungkinkan, sekolah sebaiknya memanfaatkan hari libur nasional untuk melakukan kegiatan positif, seperti kerja bakti membersihkan sekolah atau mencanangkan kegiatan peduli lingkungan (Waskitoningtyas et al., 2018).

Di dalam kelas kami (kelompok kkn) harus selalu mengingatkan siswanya untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu dengan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan, lalu siswa membawa bekal makanan sendiri dari rumah, hal tersebut dapat meningkatkan kesehatannya dan mencegah penyakit karena siswa tidak membeli makanan sembarangan. Selain itu, siswa membuat tempat sampah sendiri di kelas dan diletakkan di meja kelasnya untuk membuang sampah, hal tersebut sudah berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat (Makhsyari et al., 2018). 

Gambar 11. Siswa melakukan cuci tangan sesudah aktivitas bermain dan sebelum makan /dokpri
Gambar 11. Siswa melakukan cuci tangan sesudah aktivitas bermain dan sebelum makan /dokpri
Gambar 12. Siswa sedang melakukan makan sehat, dengan Biskuit dan Susu /dokpri
Gambar 12. Siswa sedang melakukan makan sehat, dengan Biskuit dan Susu /dokpri
Bagi siswa Taman Kanak-Kanan pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasikan nilainilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Lingkungan et al., n.d.). 

Lingkungan melalui budaya sekolah dapat dilakukan seperti : 

1) Kegiatan yang dilakukan secara rutin dalam rangka membentuk karakter peduli lingkungan pada diri siswa dapat dilakukan melalui kegiatan rutin harian, mingguan, dan sewaktu-waktu. Kegiatan rutin harian seperti piket kelas yang dilakukan oleh siswa TK. Kegiatan rutin mingguan seperti Jum’at bersih, kegiatan Jum’at bersih dilakukan setiap hari Jum’at. Dan kegiatan rutin sewaktu-waktu seperti peringatan hari-hari lingkungan hidup yang waktu dan pelaksanaannya menyesuaikandengan tanggal peringatan hari lingkungan hidup tersebut. 

2) Keteladanan dari kepala sekolah dan guru menjadi suatu strategi yang harus dilakukan dalam membentuk karakter peduli lingkungan bagi para siswa. 

3) Ajakan/motivasi dari kepala sekolah dan guru kepada para siswa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan dapat pula berupa peringatan/teguran ketika ada siswa yang belum mencerminkan perilaku peduli terhadap lingkungan. 

4) Sekolah menyediakan sarana prasarana seperti penyediaan tempat sampah yang terpilah menjadi tiga jenis sampah (daun, kertas, dan plastik), tersedianya tempat cuci tangan yang berada di tiap kelas, penyediaan toilet yang sebanding degan jumlah siswa serta tersedianya air bersih yang cukup, dan juga tersedianya sloganslogan yang berisikan ajakan cinta dan peduli terhadap lingkungan dan diletakkan di sekitar lingkungan sekolah (Al-anwari, n.d.).

Dalam pembentukan karakter siswa, peduli lingkungan dapat dilakukan setiap hari yaitu ketika siswa membuang sampah pada tempatnya, membeli makanan sehat ditempat yang bersih dan membawa tempat makan dan tempat minum pribadi, kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa yang mematikan mesin kendaraan ketika masuk ke lingkungan sekolah, dan lain sebagainya. Selain itu, siswa dan guru juga dapat merencanakan secara bersama-sama kegiatan apa yang akan dilakukan di hari-hari berikutnya, seperti menimbun halaman yang tergenang air, dan membuat taman mini di depan kelas dengan menyusun beberapa pot bunga. Ada banyak kegiatan yang dapat membentuk karakter siswa akan peduli lingkungan seperti mengumpulkan sampah organik dari beberapa kelas kemudian dijadikan pupuk kompos yang dapat digunakan untuk memupuk, dan siswa juga dapat memanfaatkan botol plastik bekas untuk dijadikan pot yang berisi bibit tumbuhan, setelah mulai tumbuh kemudian memindahkan bibit tanaman tersebut ke dalam pot yang lebih besar serta menyirami tanaman di depan kelas. Di samping itu, dapat melatih kerjasama siswa ketika suatu pekerjaan membutuhkan kerjasama antar siswa bahkan antar siswa dan guru (Lingkungan et al., n.d.). 

Gambar 13. Melakukan kegiatan melukis cup untuk dijadikan tempat serbaguna seperti menanami tanaman pada cup tersebut /dokpri
Gambar 13. Melakukan kegiatan melukis cup untuk dijadikan tempat serbaguna seperti menanami tanaman pada cup tersebut /dokpri
Karakter peduli lingkungan perlu dibangun dalam diri anak. Karakter ini seperti peduli lingkungan sosial dan peduli lingkungan alam. Yang dimaksud dengan karakter peduli lingkungan sosial yaitu sikap dan tindakan yang menunjukkan upaya untuk memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi yang membutuhkan. Sikap ini menunjukkan kepekaan terhadap kondisi di sekitar. Sedangkan karakter peduli lingkungan alam yaitu sikap yang ditunjukkan dengan perbuatan menjaga lingkungan alam di sekitarnya. Sikap ini ditunjukkan dengan adanya tindakan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi. Karakter ini juga dapat membuat kelangsungan alam terjaga. Kedua karakter peduli lingkungan ini perlu dibangun dalam diri anak-anak agar dapat memiliki sikap yang peka terhadap lingkungan baik sosial maupun alam (Azzet, 2013: 96-97). 

KESIMPULAN 

Sikap peduli terhadap lingkungan merupakan sikap yang harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan yaitu melalui pembentukan karakter yang dimulai sejak usia dini. Pembentukan karakter ini dapat dilakukan melalui pembelajaran yang berwawasan lingkungan hidup. Dengan adanya pembelajaran sikap peduli lingkungan, diharapkan dapat menyadarkan siswa agar memiliki kepedulian terhadap alam dan lingkungan disekitarnya. Pendidikan karakter sangat erat kaitannya dengan kebiasaan (habit) yang terus menerus dipraktikan atau dilakukan, dalam arti pendidikan karakter diharapkan dapat menyentuh ketiga domain (kognitif, afektif, dan psikomotorik) siswa sehingga siswa tidak hanya sekadar tahu akan tetapi juga ingin dan mampu melaksanakan apa yang mereka ketahui kebenarannya. Pendidikan karakter untuk siswa TK bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan. 

Dengan adanya pendidikan karakter di sekolah, siswa diharapkan dapat secara mandiri untuk meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, serta menginternalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud ke dalam perilaku sehari-hari. Ada banyak juga kegiatan bagi siswa di sekolah untuk membentuk karakter peduli lingkungan contohnya seperti mengumpulkan sampah organik dari beberapa kelas kemudian dijadikan pupuk kompos yang dapat digunakan untuk memupuk, dan siswa juga dapat memanfaatkan botol plastik bekas untuk dijadikan pot yang berisi bibit tumbuhan, setelah mulai tumbuh kemudian memindahkan bibit tanaman tersebut ke dalam pot yang lebih besar serta menyirami tanaman di depan kelas. Sangat penting untuk menjaga kebersihan karena tidak hanya berdampak terhadap manusia, tetapi juga berdampak terhadap lingkungan dan makhluk hidup yang lainnya. Dengan tidak pedulinya seseorang terhadap lingkungan, dapat menimbulkan permasalahan yang sering terjadi terhadap kelestarian lahan hijau yang banyak digunakan untuk membangun pemukiman sehingga menyebabkan mudahnya terjadi banjir karena tidak adanya resapan air ketika hujan turun. Menjaga kebersihan sama saja dengan menciptakan lingkungan yang sehat sehingga jauh dari sarang penyakit dan tidak mudah terkena penyakit. Banyak cara untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, selalu membersihkan kelas setiap hari,memisahkan sampah kering dan sampah basah, mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai menjadi kerajinan, dan lain sebagainya. Lingkungan sekolah yang bersih menjadikan hidup lebih sehat, udara terasa sejuk, belajar menjadi nyaman, serta kelas menjadi bersih dan terhindar dari penyakit. Untuk kebersihan lingkungan sekolah, pengetahuan tentang lingkungan perlu diberikan kepada siswa sejak dini agar dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya lingkungan bagi manusia sehingga dapat menghasilkan warga Negara yang mempunyai perilaku yang bertanggung jawab terhadap lingkungannya dan menumbuhkan rasa kesadaran lingkungan. 

LAMPIRAN - LAMPIRAN 

Lampiran 1. Melakukan Kegiatan Bermain Puzzle Wajah /dokpri
Lampiran 1. Melakukan Kegiatan Bermain Puzzle Wajah /dokpri
Lampiran 2. Melakukan Kegiatan Melukis pada cup /dokpri
Lampiran 2. Melakukan Kegiatan Melukis pada cup /dokpri
Lampiran 3. Melakukan Kegiatan Kreatif menggunakan origami /dokpri
Lampiran 3. Melakukan Kegiatan Kreatif menggunakan origami /dokpri
Lampiran 4. Memberikan informasi seputar 4 sehat 5 sempurna, dan memberikan anak-anak biskuit serta susu untuk meng-implementasikan makan sehat /dokpri
Lampiran 4. Memberikan informasi seputar 4 sehat 5 sempurna, dan memberikan anak-anak biskuit serta susu untuk meng-implementasikan makan sehat /dokpri
Lampiran 5. Foto Bersama para siswa dan Ibu Kepala Sekolah serta Guru TK Islam Siti Khadijah IV, Kelurahan Babakan Sari, Bandung /dokpri
Lampiran 5. Foto Bersama para siswa dan Ibu Kepala Sekolah serta Guru TK Islam Siti Khadijah IV, Kelurahan Babakan Sari, Bandung /dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun