"Kami datang dari Bima, sedang kuliah di Mataram. Tahu lokasi ini dari Facebook. Senang juga," kata Widaris yang mengaku berasal dari Kampung Monta, Bima. Widaris tidak sendiri, dia datang bersama Yati yang merupakan asal Lombok Timur, ada pula Reni dari Monta, Rini dari Kota Bima. Mereka teman kuliah di semester 3 jurusan Sastra Indonesia.
"Saya sudah dua kali ke sini," kata Widaris. Mereka tertarik datang karena dianggap sangat bagus untuk foto-foto.
"Kami sudah foto-foto, sudah ambil foto. Hari ini nggak kuliah, kampus kami jaraknya sekitar 10 kilometer dari sini, naik motor," kata Widaris, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Mataram.
"Untuk masuk ke sini kami bayar 2 ribu, untuk parkir saja," sebut Widaris. Tidak lupa mereka mengingatkan bahwa jalan menuju lokasi ini sangat sempit sehingga perlu perluasan.
"Kulinernya belum banyak, jadi masih perlu pengembangan," katanya.
***
Berdirinya pusat wisata tracking mangorve di Lembar Selatan tersebut memberikan manfaat bagi warga sekitar untuk ikut berusaha misalnya dengan membuka kedai. Seperti yang dilakukan oleh perempuan Alfiah, 35 tahun.
Dia mengaku bahwa dengan adanya lokasi ini dia bisa berjualan meski masih yang skala kecil. "Belum ada menu makanan seperti nasi atau ikan bakar," katanya.
"Hanya seperti ini, cemilan, kopi atau teh. Belum ada makanan besar," tambah perempuan beranak 1 dan berjarak dengan suaminya yang merantau ke Jawa untuk kerja.
"Sudah setahun ke Jakarta, selalu nelpon. Suami kerja di hotel," kata istri Junaidi ini.