Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Membaca Diaspora Bugis-Makassar hingga Manifestasi Tallu Cappa’

16 Februari 2016   07:20 Diperbarui: 16 Februari 2016   09:59 2063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Perahu pinisi di Pelabuhan Sunda Kelapa"]

[/caption]

Nun lampau, dapat terjabarkan semisal, jika keadaan masih dapat diselesaikan dengan lisan, para perantau menggunakan lidah untuk bernegsosiasi. Inilah cara memenangkan hati dengan ucapan santun dan lembut. Jika ini belum mempan, dipergunakanlah ujung kemaluan yang diejawantahkan dengan perkawinan. Dulu, jika ini masih juga gagal, dan yang didatangi tak membuka peluang, maka ini dilanjutkan dengan peperapangan.  Budaya Tallu Cappa adalah falsafah hidup, berhubungan dengan kualitas budaya siri’ na pacce atau rasa malu dan kesetiakawanan. Tallu Cappa’ adalah pedoman dan strategi pada ragam kehidupan: sosial, ekonomi, kekuasan dan politik.

Cerita di atas mengantarkan saya pada pemahaman bahwa secara turun temurun, relasi Bugis Makassar dengan kampung-kampung di pesisir Sumatera dan Kalimantan berlangsung langgeng dan konstruktif hingga kini. Juga di Tanah Jawa, di Tanah Pasundan, Sunda Kelapa, Malang, Yogyakarta hingga Jakarta.

Jika demikian adanya, Daeng Aziz dan Ahok harusnya bisa duduk bersama untuk mencari solusi, bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun