Mohon tunggu...
da.styawan
da.styawan Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi Pertama

Statistisi Pertama BPS Kabupaten Kebumen

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama FEATURED

Strategi Berburu Suara Milenial di Tahun Politik

24 September 2018   06:32 Diperbarui: 22 November 2019   11:03 3923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas, bagaimana dengan Pilpres 2019 mendatang? Apakah partai-partai politik akan menggunakan strategi yang sama? Seperti kita ketahui, pada Pilpres 2019 mendatang hanya ada dua pasangan calon. Nomor urut pun telah ditetapkan bagi keduanya. Nomor 01 untuk Jokowi-Ma'ruf Amin dan 02 untuk Prabowo-Sandiaga.

Jika kita membandingan kedua calon wakil presiden, maka jelas bahwa Sandiaga lebih milenial daripada Kyai Ma'ruf. Tapi perlu diingat, bahwa Jokowi telah cukup lama memodifikasi gaya blusukannya. Pada kunjungannya ke berbagai daerah, Jokowi tampil dengan gaya kekinian. Celana casual, jaket jeans, dan sneakers hampir selalu menemaninya di berbagai kesempatan.

Begitu juga dengan pilihan cara berkomunikasinya. Twitter, Facebook, hingga vlog menjadi media baginya untuk lebih dekat dengan generasi milenial.  Oleh karena itu, setidaknya untuk pasangan 01, milenial relatif terwakili oleh sosok Jokowi.

Terlepas dari profil kedua pasangan calon, pada dasarnya penunjukkan calon pemimpin dari generasi milenial hanyalah langkah kecil dalam sebuah petarungan politik. Langkah besarnya adalah pertarungan visi, misi, ide, dan gagasan untuk membuat Indonesia menjadi bangsa yang maju, adil, dan makmur.

Hal yang juga tak kalah penting adalah bagaimana strategi menyampaikan visi dan misi tersebut kepada generasi milenial. Tentu strategi-strategi tersebut harus sesuai dengan karakteristik generasi milenial.

Dalam White Paper yang diterbitkan oleh Alvara Research Center, "Indonesia 2020: The Urban Middle -- Class Millenials" terdapat tiga karakter generasi milenial.

Karakter pertama adalah creative. Generasi milenial merupakan generasi yang penuh dengan ide-ide kreatif. Mereka cenderung berpikir out of the box dalam menghadapi setiap persoalan. Mereka lebih menyukai hal-hal atau gagasan-gagasan baru sebagai sebuah solusi.

Karakter kedua adalah confidence, atau percaya diri. Generasi milenial memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Mereka tidak ragu berdebat tentang apapun, dimanapun dan dengan siapapun. Mereka dengan berani akan menyampaikan pendapat pribadi mereka, bahkan di ruang-ruang publik sekalipun.

Karakter ketiga adalah connected. Generasi milenial merupakan generasi yang gemar dan mudah bersosialisasi. Mereka terhubung dalam komunitas-komunitas tertentu. Mereka aktif dalam menggunakan internet dan rajin bergerak di media sosial.

Ketiga karakter generasi milenial tersebut harus dipertimbangkan oleh partai politik untuk merebut suara mereka. Partai-partai politik harus memiliki strategi-strategi yang kreatif dalam menyampaikan sebuah visi dan misi.

Karakter ketiga dari generasi milenial, yakni connected, menunjukkan bahwa mereka tidak pernah jauh dari internet dan media sosial. Oleh karena itu, penggunaan panggung-panggung musik harus mulai bergeser pada pemanfaatan media sosial sebagai media kampanye.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun