Mohon tunggu...
Cucup Mulyadin
Cucup Mulyadin Mohon Tunggu... -

yang ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Khayalanku

26 Mei 2012   01:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:47 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

KU KAN TERUS MENUNGGU

Dalam malam hari yang terasa lain

Ku merenung akan dirimu

Yang ada hanya fotomu didalam ruangan

Betapa indahnya kamu

Seindah namamu

Yang diberikan orang tuamu

Akan ku tangisi dirimu

Biar ada rasa iba akan diriku

Yang selalu mengharapkanmu

Tuk dijadikan bunga ditaman hati

Yang akan selalu kusirami

Dengan rasa kagum

Akan keindahan wajahmu

Yang selalu terbayang

Dalam setiap lamunanku

Yang selalu menghantui pikiranku

Seperti air dulu aku mengenalmu

Lewat cerita orang didalam ruangan

Ketika hari menjelang senja

Ketika sinar matahari mulai redup

yang menembus lewat celah jendela

Dalam rasa kepenasaran akan dirimu

aku lihat lewat kaca jendela

Sepanjang jalan aku tundukan kepala

menghitung langkah kaki

Aku luluh dan aku bisu

seperti orang-orang asing

Aku mengubur kata-kata didasar hati

mengunci mulut dan menyumbat telinga

Aku melamunkanmu dalam malam yang terasa panjang

betapa panjang jika kucatat dalam kalimat

atau kunyayikan lewat balada

Seperti air didalam cawan

yang ingin kukentalkan dan kupadatkan

biar tidak tumpah ketanah

Hari demi hari kuringkas, bulan demi bulan kusingkat

Cerita demi cerita kulebur

menjadi sekedar kesunyian

yang datang dan pergi tanpa rasa lelah

Dalam sebuah taman , ketemukan helai-helai rambutmu

diujung kudungmu

Setiap melihat bunga,kolamdengan angsa-angsanya

yang tiba-tiba menyilap lewat lamunan

yang menyerbu setiap pikiran

aku selalu terkenang akan dirimu

Jika kukenang sebuah surau

alangkah jauhnya aku

aku telah menemukanmu dari dunia lain

padahal aku ingin sekali dekat denganmu

Bicara pada hatimu dan menjadi pakaian dalam hidupmu

Bercerita tentang laut dan langit biru

Aku menunggu dirimu

menuggu seseorang yang membawa obor

untuku simpan bajak dan perahu

Sebelum turun keladang kehidupan

Sebelum mengarungi samudra luas

meskipun akan ada angin kencang dan besarnya gelombang

Keraguan-keraguan telah membelengguku

akan harapan dan masa depan

Sedang waktu terus berjalan

Belantara hidup masih jauh dari baik

Bumi terlalu rumiot untuk dijalani

Sedangkan takdir tak bisa ditolak

Karena aku terlanjur lahir

Sejenak istharah dari pergolakan abadi

akhirnya kutemukan jawaban

Keinginan tidak akan menangis karena diabaikan

Keinginan tidak akan takut karena keadaan

Keinginan akan hilang apabila ditinggal mati

Keinginan akan sirna apabila dihadapkan nasib dan takdir

aku ingin berenang sepanjang kemurnianmu

seperti ikan didalam lautan lepas

Aku ingin berlayar sepanjang ketulusanmu

seperti perahu ditengah-tengah samudra

Aku ingin berjalan sepanjang hidupmu

seperti air mengalir disungai

Aku ingin memberimu semuanya

Aku ingin mengambilmu semuanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun