KU KAN TERUS MENUNGGU
Dalam malam hari yang terasa lain
Ku merenung akan dirimu
Yang ada hanya fotomu didalam ruangan
Betapa indahnya kamu
Seindah namamu
Yang diberikan orang tuamu
Akan ku tangisi dirimu
Biar ada rasa iba akan diriku
Yang selalu mengharapkanmu
Tuk dijadikan bunga ditaman hati
Yang akan selalu kusirami
Dengan rasa kagum
Akan keindahan wajahmu
Yang selalu terbayang
Dalam setiap lamunanku
Yang selalu menghantui pikiranku
Seperti air dulu aku mengenalmu
Lewat cerita orang didalam ruangan
Ketika hari menjelang senja
Ketika sinar matahari mulai redup
yang menembus lewat celah jendela
Dalam rasa kepenasaran akan dirimu
aku lihat lewat kaca jendela
Sepanjang jalan aku tundukan kepala
menghitung langkah kaki
Aku luluh dan aku bisu
seperti orang-orang asing
Aku mengubur kata-kata didasar hati
mengunci mulut dan menyumbat telinga
Aku melamunkanmu dalam malam yang terasa panjang
betapa panjang jika kucatat dalam kalimat
atau kunyayikan lewat balada
Seperti air didalam cawan
yang ingin kukentalkan dan kupadatkan
biar tidak tumpah ketanah
Hari demi hari kuringkas, bulan demi bulan kusingkat
Cerita demi cerita kulebur
menjadi sekedar kesunyian
yang datang dan pergi tanpa rasa lelah
Dalam sebuah taman , ketemukan helai-helai rambutmu
diujung kudungmu
Setiap melihat bunga,kolamdengan angsa-angsanya
yang tiba-tiba menyilap lewat lamunan
yang menyerbu setiap pikiran
aku selalu terkenang akan dirimu
Jika kukenang sebuah surau
alangkah jauhnya aku
aku telah menemukanmu dari dunia lain
padahal aku ingin sekali dekat denganmu
Bicara pada hatimu dan menjadi pakaian dalam hidupmu
Bercerita tentang laut dan langit biru
Aku menunggu dirimu
menuggu seseorang yang membawa obor
untuku simpan bajak dan perahu
Sebelum turun keladang kehidupan
Sebelum mengarungi samudra luas
meskipun akan ada angin kencang dan besarnya gelombang
Keraguan-keraguan telah membelengguku
akan harapan dan masa depan
Sedang waktu terus berjalan
Belantara hidup masih jauh dari baik
Bumi terlalu rumiot untuk dijalani
Sedangkan takdir tak bisa ditolak
Karena aku terlanjur lahir
Sejenak istharah dari pergolakan abadi
akhirnya kutemukan jawaban
Keinginan tidak akan menangis karena diabaikan
Keinginan tidak akan takut karena keadaan
Keinginan akan hilang apabila ditinggal mati
Keinginan akan sirna apabila dihadapkan nasib dan takdir
aku ingin berenang sepanjang kemurnianmu
seperti ikan didalam lautan lepas
Aku ingin berlayar sepanjang ketulusanmu
seperti perahu ditengah-tengah samudra
Aku ingin berjalan sepanjang hidupmu
seperti air mengalir disungai
Aku ingin memberimu semuanya
Aku ingin mengambilmu semuanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H