Jujur saya agak gemas. Dulu saat kelistrikan di Batam baik, sengaja dibuat byar pet karena situasi saat itu tidak menguntungkan Bright PLN Batam.Â
Pelanggan seolah dipaksa setuju untuk membayar kenaikan tarif yang sudah disetujui oleh Gubernur Kepulauan Riau. Tiba-tiba harus membayar tagihan listrik lebih tinggi, padahal sebelumnya tidak ada sosialisasi terkait kenaikan tarif listrik.
Nah, sekarang setelah tarif listrik naik sesuai dengan harapan Bright PLN Batam, tiba-tiba listrik byar pet karena ada kerusakan di alat Bright PLN Batam, terus masyarakat harus menerima begitu saja keadaan tersebut.Â
Tidak ada pilihan, tidak ada kompensasi. Padahal dulu saat meminta tarif listrik dinaikan, gembar-gembor berjanji, setelah tarif naik tidak akan ada lagi pemadaman bergilir.
Bright PLN Batam memang sudah mengupayakan menyewa alat dari luar negeri, tetapi prosesnya sangat memakan waktu.
Saya tidak tahu secara pasti kerusakan di pembangkit listrik Bright PLN karena apa. Namun seharusnya dapat diantisipasi lebih cepat. Sejak jauh-jauh hari memiliki cadangan alat bila ada hal-hal yang tidak diinginkan.Â
Kalaupun memang tidak memungkinkan alat tersebut "dicadangkan", seharusnya antisipasi dari kerusakan tersebut bisa lebih cepat.
Bila Bright PLN Batam bisa "memaksa" pelanggan untuk naik tarif agar tidak merugi, seharusnya pelanggan juga bisa memaksa Bright PLN Batam untuk selalu menyediakan pasokan listrik yang handal!Â
Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H