Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama FEATURED

Saat Kota Industri Mati Listrik Setiap Hari

3 Mei 2019   21:44 Diperbarui: 6 Agustus 2019   14:48 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari tribunnews.com

Jujur saya agak gemas. Dulu saat kelistrikan di Batam baik, sengaja dibuat byar pet karena situasi saat itu tidak menguntungkan Bright PLN Batam. 

Pelanggan seolah dipaksa setuju untuk membayar kenaikan tarif yang sudah disetujui oleh Gubernur Kepulauan Riau. Tiba-tiba harus membayar tagihan listrik lebih tinggi, padahal sebelumnya tidak ada sosialisasi terkait kenaikan tarif listrik.

Nah, sekarang setelah tarif listrik naik sesuai dengan harapan Bright PLN Batam, tiba-tiba listrik byar pet karena ada kerusakan di alat Bright PLN Batam, terus masyarakat harus menerima begitu saja keadaan tersebut. 

Tidak ada pilihan, tidak ada kompensasi. Padahal dulu saat meminta tarif listrik dinaikan, gembar-gembor berjanji, setelah tarif naik tidak akan ada lagi pemadaman bergilir.

Bright PLN Batam memang sudah mengupayakan menyewa alat dari luar negeri, tetapi prosesnya sangat memakan waktu.

Saya tidak tahu secara pasti kerusakan di pembangkit listrik Bright PLN karena apa. Namun seharusnya dapat diantisipasi lebih cepat. Sejak jauh-jauh hari memiliki cadangan alat bila ada hal-hal yang tidak diinginkan. 

Kalaupun memang tidak memungkinkan alat tersebut "dicadangkan", seharusnya antisipasi dari kerusakan tersebut bisa lebih cepat.

Bila Bright PLN Batam bisa "memaksa" pelanggan untuk naik tarif agar tidak merugi, seharusnya pelanggan juga bisa memaksa Bright PLN Batam untuk selalu menyediakan pasokan listrik yang handal! 

Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun