Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama FEATURED

Saat Kota Industri Mati Listrik Setiap Hari

3 Mei 2019   21:44 Diperbarui: 6 Agustus 2019   14:48 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari tribunnews.com

Pada akhir Maret 2019, Humas Brigt PLN Batam Suprianto melalui Posmetro mengungkapkan listrik di Batam diharapkan akan kembali normal pada awal April 2019.

Lalu pada awal April 2019, Corporate Secretary Bright PLN Batam, Denny Hendri Wijaya, melalui Tribun Batam menyatakan bahwa listrik di Batam akan kembali stabil pada H-7 pemilihan umum, atau 10 April 2019. 

Namun nyatanya hingga April 2019 berlalu, pemadaman listrik masih terus berlangsung.

Kemudian pada akhir April 2019, Direktur Utama Bright PLN Batam Dadan Kurniadipura yang juga dirilis oleh Tribun Batam menjanjikan masalah kelistrikan di Batam akan selesai pada awal Mei 2019, tepatnya pada 5 Mei 2019.

Namun nyatanya, Sabtu besok pemadaman listrik masih akan berlangsung. Eh, tapi Sabtu masih tanggal 4 Mei, masih ada sisa satu hari sebelum tanggal 5 Mei 2019. Ah, semoga tepat pada 5 Mei 2019, listrik di Batam betul-betul kembali normal seperti yang dijanjikan.

Saat Margin Keuntungan Menipis Memaksa Naik Tarif, Saat Daya Listrik Defisit Hanya Meminta Maaf?

Listrik di Batam dikelola oleh swasta, meski masih di bawah naungan PT PLN. Operasional listrik di Batam dilakukan secara mandiri, tanpa subsidi. Artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk "menerangkan" Kota Batam seluruhnya dibiayai oleh pelanggan, tanpa subsidi dari pemerintah.

Alhasil pengelolaan listrik di Batam harus untung. Bila merugi, bagaimana perusahaan bisa leluasa mengalirkan energi listrik seperti yang diharapkan. 

Hal tersebut wajar sebenarnya. Itu makanya pada akhir 2017 lalu Bright PLN Batam sempat ketar-ketir saat biaya operasional dengan pendapatan yang diterima (katanya) kian menipis.

Meski saat itu energi listrik di Batam surplus, PLN sempat melakukan pemadaman bergilir hingga berhari-hari. Hal tersebut dikarenakan harga jual listrik kepada pelanggan masih dibawah harga biaya pokok produksi. 

Rudi Antono yang saat itu menjadi Sekretaris Pelaksana Harian Bright PLN Batam mengungkapkan, akibat harga jual lebih rendah Bright PLN Batam merugi. Meski ia enggan menyebutkan secara rinci berapa kerugian yang dialami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun