Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kekeringan, Warga Belakang Padang Ambil Air Genangan Waduk

11 Mei 2016   09:03 Diperbarui: 11 Mei 2016   17:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

belakang-padang-7-573291792f7a61000548670c.jpg
belakang-padang-7-573291792f7a61000548670c.jpg
Dok Pribadi/Kondisi air baku yang sangat menyusut.

Minggu, 8 Mei 2016, memang sempat hujan cukup deras di pulau yang berbatasan langsung dengan Singapura tersebut, namun hanya berlangsung sekitar 5-10 menit. Hujan tersebut turun sekitar pukul 7:20 WIB, belum genap jam menunjukkan pukul 7:30 WIB hujan sudah berhenti total.

belakang-padang-8-573291bb347b61140553cd2f.jpg
belakang-padang-8-573291bb347b61140553cd2f.jpg
Dok Pribadi/Sisi waduk yang lain yang malah sudah mengering tidak ada air.

Mengais Air Waduk yang Sudah Kritis

Saya sempat tertegun saat Minggu lalu melihat belasan warga Belakang Padang yang bergantian mengambil air dari waduk yang mulai mengering. Pasalnya, air di waduk tersebut lebih mirip genangan, dibanding tampungan. Apalagi waduk tersebut cukup subur ditumbuhi beragam tanaman.

Beberapa warga yang sempat saya ajak berbincang mengatakan, mereka terpaksa mengambil air dari waduk tersebut. Hal itu dikarenakan tidak ada air hujan yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari. Jauh sebelum ada sistem pengelolaan air bersih, warga pulau yang berpenduduk sekitar 190 ribu tersebut memang memanfaatkan air hujan untuk memenuhi keperluan air bersih.

belakangpadang5-573291f61197733a053cf93a.jpg
belakangpadang5-573291f61197733a053cf93a.jpg
Dok Pribadi/bangunan intake yang tidak bisa difungsikan karena tidak ada air baku.

Khairul mengatakan, setiap hari ia dan sang ayah harus mengambil air dari waduk sebanyak dua drum atau sekitar 400 liter untuk memenuhi kebutuhan air seluruh keluarga. Saat libur sekolah ia biasanya mengambil air pada pagi hari, namun pada hari sekolah ia mengambil air sore hari usai beraktivitas di sekolah.

Sementara Yono, biasanya mengambil air sekitar 150 liter per hari. Namun saat hari libur ia bisa mengambil air lebih banyak dari itu. Libur panjang selama empat hari lalu (5-8/5) dimanfaatkan Yono untuk mengisi penuh-penuh tampungan air di rumahnya. Sehingga, saat hari kerja, ia tidak harus mengambil air terlalu banyak.

Ia mengatakan, selalu memastikan tampungan air di rumahnya cukup untuk memenuhi keperluan beberapa hari. Setiap hari Yono mencicil mengambil air sebelum air di rumahnya benar-benar habis. Apalagi ia masih memiliki balita sehingga menurutnya sangat riskan bila benar-benar tidak memiliki simpanan air.

belakang-padang-6-573292376423bd5e048b456e.jpg
belakang-padang-6-573292376423bd5e048b456e.jpg
Dok Pribadi/Plang SPAM PU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun