Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kekeringan, Warga Belakang Padang Ambil Air Genangan Waduk

11 Mei 2016   09:03 Diperbarui: 11 Mei 2016   17:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok Pribadi/Salah satu warga Belakang Padang saat mengambil air dari waduk.

Pria bertopi putih itu tertatih menuruni deretan anak tangga sambil membawa jerigen berwarna biru. Ia terlihat berhati-hati menyusuri sepuluh deret tanah yang berumpak-umpak tersebut. Mungkin karena khawatir terpeleset, atau akibat membawa dua jerigen yang lumayan besar sekaligus.

Sukses menuruni anak tangga, pria yang belakangan diketahui bernama Yono itu, kemudian mengambil corong air dan kaleng bekas cat. Lalu pria yang tinggal di Rawasari, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau tersebut mengisi dua jerigen itu dengan air yang tergenang di waduk.

belakang-padang2-57329031cd927307059f493a.jpg
belakang-padang2-57329031cd927307059f493a.jpg
Dok Pribadi/Warga Belakang Padang saat mengangkut air dari waduk.

Usai jerigen penuh terisi, Yono kembali menaiki tangga dengan hati-hati. Lalu ia menyusun dua jerigen berkapasitas sekitar 30 liter tersebut di atas motor. Ada tali hitam khusus yang ia siapkan agar jerigen itu kuat menempel di atas jok motor. Apalagi ia mengendarai kendaraan roda dua tersebut sendirian.

belakang-padang-3-573290811197736f053cf930.jpg
belakang-padang-3-573290811197736f053cf930.jpg
Dok Pribadi/Begini cara warga Belakang Padang mengangkut air.

Selain Yono, ada Khairul yang juga sangat telaten mengisi beberapa jerigen dengan air. Siswa Madrasah Tsanawiyah Belakang Padang tersebut bahkan membawa jerigen lebih banyak. Ada lima jerigen yang ia bawa. Namun bedanya, ia berbagi tugas dengan sang ayah. Usai salah satu jerigen diisi penuh dengan air, Khairul akan memberikannya kepada sang ayah untuk dibawa pulang dengan menggunakan sepeda motor satu per satu.

belakang-padang-4-573290c2cd927312059f494f.jpg
belakang-padang-4-573290c2cd927312059f494f.jpg
Dok Pribadi/Warga berkumpul usai mengambil air dari waduk.

Khairul dan Yono hanya dua dari sekian penduduk Pulau Penawar Rindu yang berjibaku dengan air bersih. Sejak empat bulan lalu, warga Pulau Belakang Padang memang cukup kerepotan mencari sumber air untuk memenuhi kebutuhan air bersih rumah tangga. Apalagi sejak awal 2016 lalu, Waduk Sekanak Raya yang dibangun Departemen Pekerjaan Umum pada 2008 itu tidak lagi bisa dioperasikan karena tidak ada air baku yang dapat diolah. Waduk tadah hujan yang memiliki kapasitas abstraksi 20 liter per detik tersebut mengering dan ditumbuhi rumput.

belakang-padang-5-573291361393730705cbf975.jpg
belakang-padang-5-573291361393730705cbf975.jpg
Dok Pribadi/Harus melewati tanjakan lumayan curam.

Sejak awal 2016, hujan jarang menyapa pulau tersebut. Sabtu, 7 Mei 2016 lalu, saat hujan turun dengan deras di wilayah Sekupang, Kota Batam, Pulau Belakang Padang malah cerah. Padahal jarak Sekupang dan Belakang Padang hanya dipisahkan laut yang dapat ditempuh sekitar 10 hingga 15 menit perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun