Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Air Laut Bukan Solusi Air Baku

26 Oktober 2015   14:33 Diperbarui: 26 Oktober 2015   23:17 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila menangani proyek memiliki masa tertentu dan hanya perlu memuaskan pemilik proyek dengan hasil proyek yang sesuai waktu, mutu, dan biaya, tidak demikian dengan penanganan perusahaan air minum. Sebagai perusahaan pelayanan publik, kita tidak hanya memuaskan pemegang saham, namun juga stakeholders – dalam hal ini adalah pelanggan.

Kepuasaan pelanggan tidak ada habisnya. Tuntutan pelanggan tidak ada ujungnya. Dari tidak ada air ingin ada air, setelah ada air ingin air mengalir terus menerus, setelah terus mengalir ingin tekanan airnya cukup, setelah tekanan airnya cukup ingin air tersebut siap minum, setelah siap minum ingin harganya murah, terus seperti itu. Itu makanya hingga saat ini saya masih aktif di ATB.

Bagaimana awalnya bisa terlibat di Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi)?

Sejak enam tahun lalu, saya sadar ATB akan menjadi perusahaan air terbaik dan terefisien di Indonesia. Saat ini ATB sudah menjadi perusahaan terbaik dan terefisien di Indonesia. Tingkat Kebocoran air ATB sudah diangka 16,89 persen. Padahal rata-rata tingkat kebocoran air nasional masih diangka 33-34%. Tolok ukur keberhasilan sebuah perusahaan air minum dilihat dari tingkat kebocoran air. Semakin sedikit tingkat kebocoran air, berarti perusahaan air minum tersebut semakin baik dan efisien.

Cakupan pelayanan ATB juga sudah mencapai 99,8 persen, jumlah pelanggan ATB sudah lebih dari 250.000 pelanggan, rasio sumber daya manusia juga sudah mencapai 2,33 per 1.000 pelanggan, jauh diatas rasio rata-rata perusahaan air nasional yang masih diangka 6,3 per 1.000 pelanggan.

ATB juga rutin mendapatkan Perpamsi Award yang diberikan setiap empat tahun sekali. Tahun 2009 dan 2013ATB mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan air minum terbaik kelompok PDAM besar. Kemudian 2015 lalu, berkat kinerja ATB, Kota Batam juga diberi penghargaan oleh Perpamsi sebagai Kota dengan Pelayanan Air Minum Terbaik dan Pusat Pembelajaran PDAM.

Saya merasa, beragam pencapaian ATB tersebut terasa kurang manfaatnya bila hanya dimiliki oleh orang Batam. Oleh sebab itu, sejak tahun 2008 ATB mulai membuka jaringan dengan bergabung di Perpamsi. Awalnya saya hanya mewakili ATB sebagai anggota luar biasa di Perpamsi. Saat itu ATB hanya sebagai anggota luar biasa karena perusahaan air swasta, bukan BUMD. Kemudian status keanggotaan ATB meningkat menjadi anggota biasa.

Setelah itu, saya dipercaya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Riau-Kepri. Setelah menjabat sebagai Ketua DPD Riau-Kepri, saya dipercaya mengemban tugas sebagai Ketua Dewan Kemitraan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perpamsi, kemudian setelah jabatan tersebut purna tugas, saya dipercaya menjabat sebagai Ketua Departemen Advokasi di DPP Perpamsi hingga saat ini.

Bila sebelumnya ATB tidak dikenal, setelah bergabung dengan Perpamsi ATB dikenal begitu luas. ATB tidak hanya dikunjungi Pemerintah Daerah, DPRD, dan perusahaan air minum dari berbagai kota di Indonesia secara reguler, namun juga rutin dikunjungi instansi dari perusahaan air minum dari mancanegara.

Perusahaan air minum Cina, Vietnam, Singapura, Malaysia, hingga Mbombela, Afrika Selatan datang ke ATB untuk studi banding. Begitu dengan perwakilan dari King Abdullah University Saudi Arabia dan tokoh Timor Leste Marie Alkatiri, berkunjung untuk menjadikan ATB rujukan atau hanya sekedar ingin melihat seperti apa perusahaan air terbaik di Indonesia.

Meski ATB merupakan perusahaan terbaik dan terefisien di Indonesia, kami terus berupaya untuk menjadi lebih baik lagi. Meski Batam hanya pulau kecil, dan bukan sebuah negara, kami ingin perusahaan air minum di Batam mampu sejajar dengan perusahaan air negeri tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun