Pengurus elite PSSI hanya memanfaatkan popularitas sepak bola untuk tujuan pribadi dan kelompok mereka sendiri. Mantan Ketua Umum Nurdin Halid pada 2007 memimpin PSSI dari penjara karena terbukti korupsi.Â
Setelah era Nurdin berakahir di PSSI karena dilarang FIFA, terjadi perebutan kekuasaan bernuansa politik yang menciptakan dualisme federasi, liga, dan tim nasional, sehingga terjadi pembekuan. Pada 2015 FIFA melarang negara kita berkiprah di ajang internasional buntut dari kekacauan internal PSSI.
Namun ketika sanksi dicabut setahun kemudian, hampir tidak ada yang berubah, justru semakin rusak. PSSI lagi-lagi digunakan sebagai ajang pencitraan untuk kepentingan politik, Ketua Umum PSSI pada 2016, Eddy Rahmayadi berhasil menjadi Gubernur Sumatera Utara dan ketua umum saat ini Mohammad Iriawan berhasrat mencalonkan Gubernur Jawa Barat pada 2024 dengan panggung Ketua Umum PSSI sebagai modal besarnya.
Bencana mematikan pada  Sabtu kelam di Kanjuruhan diharapkan bisa menjadi momentum untuk membenahi sistem sepak bola kita. Pelajaran yang sangat berharga bagi mereka yang terlibat dalam sepak bola, pada waktu nanti gelarlah pertandingan dengan aman, tertib, dan memberikan hiburan bagi penggemar sepak bola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H