5. Hidung Sunthi, seorang pemimpin harus tajam penciumannya, tajam untuk memahami berbagai gejala dan persoalan yang dialami rakyatnya.
6. Telinga, Semar menggunakan anting lombok Abang (cabe rawit) yang mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mendengarkan semua keluh kesah rakyatnya dan menerima kritikan sepedas apapun (tidak anti kritik).
7. Tangan Nuding, Seorang pemimpin harus menjadi panutan menunjukkan ke arah kebenaran, mencarikan solusi bagi semua persoalan yang dihadapi rakyatnya. Pemimpin adalah Herseming samar samar, penuntun pada makna kehidupan. Pemimpin selayaknya Badranaya yang terus membangun dan melaksanakan perintah Tuhan untuk mensejahterakan rakyatnya. Tugas seorang pemimpin ialah memberikan jaminan untuk perlindungan dan jalan untuk siapapun.
8. Badan Bunder Seser (Ngropoh) seorang pemimpin harus memiliki tekad yang bulat, cita-cita yang kuat (gede atine kan Mateo ciptane) dengan tingkah laku yang memikat. Sosok pemimpin yang baik tidak melihat suatu pendapat datang dari mana dan siapa, melainkan mempertimbangkan dan menjalankan pendapat mana yang baik demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
9. Pocong Dhagelan, pemimpin harus mikul dhuwur mendem jero, artinya menghargai jasa siapapun dan menyimpan dengan rapat aib atau segala hal yang tidak baik. Segala sesuatu yang buruk diletakan dibelakang dan tidak diumbar.
10. Pakaian (kampuh poleng), menjadi seorang pemimpin harus mampu mengendalikan hawa nafsu, mengutamakan kepentingan rakyat daripa pribadinya. Sang pemimpin harus lebih memperhatikan golongan rakyat jelata daripada golongan rakyat atas atau kaum Borjuis (orang kaya).
11. Posisi Semar jongkok sekaligus berdiri, yaitu seorang pemimpin harus selalu siap-sedia melayani rakyat, dekat dengan rakyat, mampu berperan ganda sebagai majikan sekaligus pelayan. Pemimpin adalah bojoganti yaitu pemimpin yang setia, bertanggung jawab terhadap kewajibannya.
TIGA DOKTRIN SEMAR :
Pertama, Ojo Dumeh yang artinya jangan mentang-mentang. Jangan larut pada apa yang dimiliki, karena segala sesuatu tidak diukur dengan materi melainkan sifat batinnya
Kedua, Eling yang mengajarkan untuk selalu melibatkan Tuhan dalam hidup. Allah akan selalu berpengaruh dalam hidup, selalu ingat akan kesalahan dan mintalah pengampunan Kepada-Nya agar memiliki budi pekertiÂ
Terakhir Waspodo, yaitu mengajarkan untuk selalu hati-hati dan teliti dalam menjalani kehidupan.