Mohon tunggu...
Chris D.a
Chris D.a Mohon Tunggu... -

Just an ordinary man. Hard-worker, husband, father

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Cerpen) Kopi

22 Januari 2016   15:53 Diperbarui: 22 Januari 2016   22:48 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Beres-beres ya, le?” ucap Ibu sebelum menyusul langkah Bapak. “Setelah itu beli sayur dan lauk. Uangnya ambil dulu di warung.”

Aku mengangguk.

Hari Minggu begini memang sudah tugasku untuk membereskan segala kekacauan yang ditinggalkan Ibu. Kubenahi semua kantong kresek bekas yang berisi semua sampah. Ketika aku hendak mengikat kantong terakhir, mendadak aku tertarik pada sesuatu.

Bekas bungkus kopi Pesawat Terbang yang tergeletak di atas tumpukan buangan tangkai kangkung entah kenapa membuat perhatianku tersedot. Ada tanda bahwa bungkus kopi itu berhadiah.

Temukan hologram bertuliskan jenis hadiahnya di dalam!

Sudah sering Ibu atau aku menemukan hologram bertuliskan Anda belum beruntung dalam bungkus kopi Pesawat Terbang. Tapi pernah juga beberapa kali menemukan hologram yang bertuliskan hadiah sebungkus kopi atau uang Rp 500,00 bila bungkus itu ditukarkan di warung tempat membelinya. Mak Inten bersedia menerima penukaran itu. Lumayanlah dapat kopi gratis atau uang koin Rp 500,00.

Maka kupungut dan kusisihkan bungkus kopi bekas itu. Dengan cepat kubereskan semua sampah dan kumasukkan ke dalam tong sampah besar di depan rumah. Selesai menyapu dan mengepel, aku pun ke warung rujak cingur Ibu untuk mengambil uang pembeli sayur dan lauk matang.

_____

 

Seperti yang sudah-sudah, aku menikmati makan siangku sendirian. Sambil menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulut, kuraih bungkus kopi yang tadi kuselipkan di antara teko dengan toples gula.

Dan aku langsung tertegun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun