Mohon tunggu...
Conni Aruan
Conni Aruan Mohon Tunggu... Administrasi - Apa ya?

Zombie

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masih Ada Waktu

19 Januari 2021   10:46 Diperbarui: 19 Januari 2021   11:04 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kuteguk kandas teh di cangkirku. Aku tahu dia tak ingin aku berkecil hati dengan situasiku sekarang. Kubawa piring dan cangkirku, kuletakkan di bak cuci. Aku bersandar di dinding mengamati Ika membersihkan semua rempah-rempah itu.

Sejak aku pulang kami belum pernah duduk bercerita. Aku masih hampa. Kata-kata tak mau keluar dari mulutku. Apa yang terjadi padaku sangat sulit untuk kuterima. Kutinggalkan Ika dan aku kembali ke kamar, berselimut, merasakan hangat dan membiarkan kantuk membawaku ke alam tidur.

Brakkk!!!

Ika kembali membanting pintu. Aku sedikit terkejut lalu menarik selimut menutupi kepalaku. Tak kusadari Ika menarik paksa selimut yang hampir menutupiku, menggulungnya dan melempar ke sudut kamar.

"Mandi."

Matanya bersinar jenaka. Dia berdiri di pintu menungguku bangkit dari tempat tidur. Aku bergeming di tempat tidur. Ika mengambil gulungan selimut itu dan melipatnya rapi. Dia juga menarik-narik sprei, berusaha merapikan tempat tidur meskipun aku masih berbaring. Setelahnya dia membuka lebar jendela mempersilakan sinar matahari masuk dan  menyapaku.

Aku tak punya pilihan. Di kamar mandi seember besar air hangat sudah disiapkan Ika.

-

"Sini," Ika mengambil tanganku dan membawaku duduk di halaman belakang rumah. Matahari semakin hangat. Kami duduk di kursi kayu. Aku duduk membelakangi Ika. 

Ika mengambil handuk dari leherku. Dia mengeringkan rambutku pelan-pelan, menyisir rambutku ... dia mengambil kedua tanganku dan  mengoleskan salep pada luka sayatan memanjang...

Kujatuhkan kepalaku ke dadanya dan menengadah, "tadinya aku pengen mati..." aku kembali menunduk dan mengamati induk ayam yang  menaungi anak-anaknya dengan sayapnya yang lebar. Beberapa anaknya bermain-main tak jauh darinya dan setelah bosan kembali lagi ke bawah sayapnya ... seperti aku, bedanya aku tidak main-main, aku pergi untuk membuktikan sesuatu. Kurasakan tangan Ika membelai helai-helai rambutku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun