Untuk pertigaan, dibangun 'isola' (pulau) yang fungsinya sama dengan bundaran. Sistemnya juga sama dan memberi kesempatan kendaraan yang datang dari jalan poros utama.
Bagi petugas patroli jalan, tugas mereka juga tidak seberat jaman lampu lalu lintas. Mati lampu (black out) se-kota bahkan se-provinsi, tidak berpengaruh untuk melintas di perempatan ruas jalan.Â
Selama ini juga tak pernah ada kasus jalanan 'macet' karena masing-masing punya kesadaran dan tanggung jawab saat menggunakan jalanan.
Biasanya, dekat bundaran juga dilengkapi 'strisce pedonali' (zebra cross)Â buat pejalan atau 'attraversamenti ciclo-pedonali', penyeberangan untuk pengendara sepeda dan pejalan kaki.Â
Teorinya, pengendara sepeda harus turun dari kendaraan pada saat melintas area penyeberangan. Namun praktiknya, masih banyak yang tetap menggenjot dengan santai.
Bundaran di persimpangan jalan poros yang banyak dilalui kendaraan, biasanya juga menjadi ajang promosi antar toko bunga yang bekerja sama dengan pemerintah setempat (comune).Â
Mereka saling berlomba untuk mempercantik sepetak lahan yang ada dengan aneka tanaman hias yang sedang tren.Â
Terkadang, beberapa organisasi sosial juga ikut menitip logo untuk mempublikasikan kegiatan atau peringatan tertentu lewat paket dekorasi di dalam bundaran. Misalnya peringatan Hari Kanker berupa ornamen pita pink ukuran besar sebagai simbol, dst.
Mengutip dari wikipedia, provinsi Treviso telah menginvestasikan 500 juta euro dalam "Proyek Bundaran" dan telah berhasil meresmikan lebih dari 250 bundaran baru; artinya mengurangi jumlah kematian di jalan hingga lebih dari 50% dari tahun 1997 hingga 2006. Wow!? Secara dana, memang cukup besar juga jumlahnya. Namun secara manfaat, banyak sekali nilai positifnya.Â