Mohon tunggu...
Clairyvoyant
Clairyvoyant Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Hai, clairy disini. Hobi nulis, termasuk di dunia orange. Masih jadi siswa jadi nulis dulu sebelum diterapin. Ah, satu lagi aku suka langit, jadi jangan heran jika setiap cover cerpen atau artikelnya nuansa langit.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

So, Can I?

18 April 2023   23:39 Diperbarui: 18 April 2023   23:56 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini cerita yang tiba-tiba terpikirkan pas aku lagi butuh healing jadi, aku lampiasin aja kedalam narasi. Jadi, semoga yang membaca suka dengan ceritanya.

"Kakak..., menikahlah denganku," gadis itu memayun -- mayunkan bibirnya lucu, didepan salah seorang pria kecil yang lebih dewasa dari gadis itu.

"Tidak,"ujarnya langsung membuat gadis itu terlihat murung.

"Kenapa? Ayah bilang aku bisa menikah dengan pria yang lebih dewasa dariku," ia merengek pada pria itu.

"Bukan begitu maksudku. Kita terlalu kecil untuk menikah, menikahlah dengan orang yang kamu cintai saat dewasa nanti,"jelas pria itu padanya.

Gadis kecil itu sempat berpikir dan kemudian kembali bersuara, "Yasudah, saat dewasa aku akan mencintai dan menikahi kakak. Bisakah kita menikah nanti?"ujarnya, pria yang ada didepannya mengangguk kecil membalas ucapan gadis itu.

"Janji?"mengulurkan jari kelingkingnya didepan wajah pria itu.

"Janji,"menautkan jarinya dengan jari gadis mungil itu sambil tersenyum.

~ooo~

Gadis itu berlari menuju gerbang sekolah, rambutnya terurai karena hembusan angin. Nafasnya tersengal-sengal kala ia telah sampai didalam kawasan sekolah. Banyaknya siswa yang berlalu lalang membuat susana begitu ricuh dan ramai. Gadis itu tersenyum puas, ia segera beranjak dan langsung menuju kelasnya.

Suara bel membuat semua para siswa menuju lapangan dengan memakai topi, berbeda dengan gadis yang sibuk mencari topinya di segala tempat termasuk kolong mejanya, namun tidak juga ia temukan. Ia begitu panik, hingga sampai seseorang mengulurkan tangan didepannya sambil memegang topi sekolah. Matanya berbinar dan langsung mengambil alih topi itu ke tangannya, tanpa ia berbalik tentu ia tau siapa pemilik tangan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun