Ketika jiwa seseorang makin cerah, dialah yang akan mampu menangkap adanya getaran kebenaran yang diberikan oleh Allah SWT. Kebenaran yang diterimanya adalah kebenaran yang didasarkan pada kecerdasan spiritualnya, bukan pada logika dan dan nalar berpikir kognitifnya.
Proses menapaki menuju jalan makrifat hanya dapat diraih oleh seseorang yang mau melakukan muhasabah, mau berjuang untuk menyucikan jiwanya, mau bertaubat atas semua dosa-dosanya dan berkomitmen tidak mengulanginya.
Pada akhirnya mau membangun spirit berkurban yang ditandai dengan merendahkan egonya serta membunuh sifat-sifat kebinatangan dalam dirinya yang hanya berorientasi pada hawa nafsunya.
Puasa Arafah hakikinya merupakan proses perjalanan spiritual untuk menapaki jalan makrifatullah.Â
Di padang Arafah yang menjadi puncak ibadah haji, Allah SWT mengutus hamba-Nya yang bernama Ibrahim untuk memberikan contoh terbaik kepada manusia berjuang untuk memperoleh kualitas jiwa menuju ketauhidan yang sempurna. Mampukah umat Islam meraihnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H