Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menapaki Jalan Makrifat Melalui Puasa Arafah, Mampukah Umat Islam Mencapainya?

27 Juni 2023   07:02 Diperbarui: 27 Juni 2023   15:08 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puasa Arafah. (sumber: Shutterstock/Adi purnatama via kompas.com)

Melalui puasa Arafah umat Islam dilatih untuk bertaubat. Kebiasaan bertaubat inilah yang akan menjadikan seseorang lembut hatinya, terjauhkan dari sikap takabur, riya', iri, dengki, dan penyakit hati lain yang sangat mengotori jiwa, sehingga menghalangi seseorang memperoleh pencerahan jiwanya.

4) Spirit Berkorban

Dalam kehidupan ini semua manusia ingin meraih apa yang disebut dengan kemenagan. Atau setiap kita ingin menjadi pemenang dalam kehidupan. Hanya saja bentuk kemenangan yang diinginkan masing-masing orang berbeda. 

Perbedaan tersebut akhirnya berdampak pada perbedaan cara yang dilakukan untuk memperoleh kemenangan. Ada yang melakukan dengan cara yang baik, adapula yang menghalalkan segala cara. Akhirnya dalam kehidupan, kita dipertontonkan adanya pertarungan kebaikan melawan keburukan. Semua cara tersebut untuk mencapai kemengan masing-masing.

Puasa Arafah mendidik umat Islam untuk menjadi pemenang dalam kebaikan. Kemenangan paripurna bagi setiap orang adalah ketika seseorang mampu membangun kedekatan pada sang Khaliq. 

Kemenangan inilah yang merupakan puncak kualitas spiritual seseorang. Keberhasilan inilah yang ditampilkan oleh nabi Ibrahim dan Ismail ketika melakukan dialog spiritual dalam membahas mimpi nabi Ibrahim agar menyembelih Ismail. 

Endingnya, kedua nabi pilihan Allah tersebut menunjukkan ketaatan paripurnanya dengan mengorbankan segenap jiwa raganya melaksanakan apa yang diperintah Allah SWT.

Melalui puasa Arafah, umat Islam dituntun dan dilatih untuk membangun semangat berkorban demi meraih kemenangan yang hakiki dalam kehidupannya. 

Sebab hanya orang yang mau berkorbanlah yang akan berhasil membuka sekat-sekat belenggu jiwanya. Inilah perjalanan spiritual yang diajarkan oleh nabi Ibrahim yang sebaiknya kita pahami dan resapi maknanya.

Melalui berkorban seseorang juga dilatih melakukan sesuatu untuk meraih ridha Allah. Orang yang senang berkorban dilatih untuk merendahkan egonya, merendahkan hawa nafsunya dan membunuh sifat-sifat binatang yang ada pada dirinya.

Makrifatullah merupakan merupakan derajat paling tinggi tentang kualitas spiritual seseorang. Pada derajat tersebut seseorang begitu dekat dengan khaliknya. Kedekatan dengan sang khalik inilah yang menuntun seseorang memperoleh pengetahuan dan pencerahan jiwanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun