Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wabah Klitih Menular ke Pedesaan

28 Agustus 2022   07:24 Diperbarui: 29 Agustus 2022   00:15 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk siap memberantas klitih di pertigaan desa Salaman Kecamatan Salaman Kab. Magelang.(dokpri)

Mereka kemudian berulah ke daerah-daerah pinggiran yang dipandang masih belum banyak pesaingnya. Di situlah daerah-daerah yang berada di wilayah sekitar Yogjakarta akan menjadi sasaran ulah mereka yang sedang berjuang mendapatkan perhatian dan pengakuan.

Wabah Klitih Menular ke Pedesaan

Sumber: tangkap layar video dari https://kedu.suaramerdeka.com
Sumber: tangkap layar video dari https://kedu.suaramerdeka.com

Ulah klitih akhirnya merambah ke wilayah pedesaan. Kehadirannya memunculkan reaksi yang emosional. Mereka dikejar dan akhirnya ditangkap. 

Dihakimi secara bergantian oleh sekelompok pemuda yang mengintai perjalanannya dan berhasil menangkapnya, sebelum akhirnya diserahkan kepada yang berwajib. Ternyata mereka berasal dari beberapa daerah.

Dari cara-cara yang dilakukan, warga masyarakat membuat kesimpulan bahwa mereka adalah sekelompok klitih yang sedang beraksi. Spontan dilakukan pengejaran dan akhirnya tertangkap di wilayah Borobudur. Mereka babak belur dihakimi masa. Selanjutnya diserahkan kepada yang berwajib.

Mengapa Mereka Merambah pedesaan?

Ada beberapa alasan yang bisa diungkapkan mereka memberanikan diri merambah ke pedesaan. Setidaknya ada tiga alasan.

a) Upaya melakukan Ujicoba

Bisa saja mereka berulah untuk melakukan uji coba wilayah yang jauh dari perkotaan. Mereka berasumsi, masyarakat akan merasa ketakutan ketika mereka melakukan ulah. 

Apabila ulahnya dapat membuat masyarakat takut, tidak memberikan reaksi mungkin saja uji coba dianggap berhasil. Namun yang terjadi justru sebaliknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun