Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Kemarau, Warga Kampungku seperti Peribahasa "Berakit-rakit ke Hulu, Berenang-renang ke Tepian"

5 September 2021   05:49 Diperbarui: 21 November 2021   06:20 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka berjalan bersama sambil membawa pakaian yang mau dicuci. Sesampainya di sungai aku dan teman-teman mandi sepuasnya, sedangkan warga yang lain setelah mencuci baru mandi.

Sungai menjadi sarana pemersatu antar warga. Selain saat mandi namun juga saat berangkat dan pulang, apalagi harus jalan sampai 3 km. 

Terkadang warga pemilik sungai juga kesal karena merasa terusik. Mengapa ada yang terusik? Karena memang berbondong-bondong.

Antri air di tempat umum

Kegiatan lain pada saat kemarau panjang adalah antri air di tempat sarana air umum. Antrian cukup panjang dan lama. 

Memoriku masih mengingat bahwa lama antrian sampai 6 jam bahkan bisa 10 jam. Waktu yang sangat lama untuk ukuran sekarang. Tetapi harus tetap dijalani demi air untuk keperluan minum dan masak.

Sarana air umum menjadi sarana berinteraksi antar warga. Sambil menunggu antrian hingga larut malam bahkan sampai pagi, mereka bisa berbagi cerita dan saling berbagi makanan apa yang dibawa masing-masing.

Mencari air dengan cara memikul di desa atasnya, nama desanya Wonorejo.

Desa Wonorejo secara geografis berada di atas kampungku (Kampungbaru). 

Desa Wonorejo mempunyai sumber air yang tidak pernah kering. 

Maka setiap kemarau, aku dan teman-teman serta bapak-bapak berbondong-bondong juga memikul "tong kosong" ke Desa Wonorejo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun