Perjalanan harus ditempuh sekitar 40 menit. Kalau pulang bisa lebih lama, karena tong kosongnya sudah berisi air. Jadi sering istirahat sebab pundak kiri dan kanan harus bergantian menahan beban.
Sambil memikul air, aku dan teman-teman sebaya beserta bapak-bapak saling bercerita dan bercanda. Cerita dan canda itu tanpa kami sadari akhirnya membawa kami tanpa sadar sudah tiba di rumah masing-masing.
Di kampungku, semua warga selalu membuat penampung air hujan. Sehingga pada saat hujan, warga mengisi tempat penampungan.Â
Orang kampungku menyebuit "jedingan" (semacam kolam ukuran 4 m x 4 m) dengan tinggi sampai 1,5 m.Â
Makin besar penampung air yang dibuat, warga akan lebih lama mempunyai stok air di saat kemarau panjang.Â
Saat itu pembuatan sumur secara manual tidak bisa. Katanya terlalu dalam.
Memoriku tentang kakak-kakak mahasiswa IKIP Malang saat KKN
Ada cerita menarik dan mennginspirasi tentang kegiatan KKN kakak-kakak Mahasiswa IKIP Malang.Â
Kala itu aku masih SMP kelas 2, jadi aku sudah bisa memahami berbagai kegiatan yang dilakukan oleh kakak-kakak mahasiswa KKN. Apalagi aku sekolah juga harus berjalan sekitar 3 km.Â
Sekolahku dekat dengan aliran sungai yang biasa digunakan warga kampungku untuk mandi, cuci pakaian, memandikan ternak, dan lain sebagainya.Â
Pulang dan pergi sekolah saya selalu melihat kegiatan kakak-kakak mahasiswa yang KKN.