“Eh, eh, apaan nih? Seriusan tadi itu nama gue yang dipanggil?”
Mau tak mau–walaupun sebenarnya dirinya sangat tidak kuasa–Raira menoleh ke belakang. Didapatinya Radit tengah menatapnya.
“Aih, mati deh gue! Ada apaan sih nih!”
“Dokter manggil saya?” Raira berusaha bersuara senormal mungkin, meskipun ada gemuruh yang mendesak kerongkongannya.
“Iya, kamu, Rairania Kirana, kan? Tulisan kamu di blog bagus! Saya tunggu sekuel selanjutnya, ya!” Radit tersenyum penuh makna lalu beranjak pergi.
Raira membeku seketika, mencoba mencerna maksud perkataan Radit barusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H