Mohon tunggu...
Cinthya Yuanita
Cinthya Yuanita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

bermain dengan aksara, merenda kata, menciptakan makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berbalas

3 Juli 2012   14:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:18 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tapi, Raira cukup tahu diri. Sebagai koas kemarin sore, mana mungkin rasa itu berbalas.Mungkin saja Radit malah sama sekali nggak ngeh kalau ada manusia sejenis Raira hadir di muka bumi ini.

Maka Raira pun cukup berkomitmen penuh untuk menyembunyikan perasaan itu rapat-rapat, menyimpannya secara rapi di sudut relungnya. Tidak ada yang tahu, kecuali halaman blognya. Cewek itu memaparkan secara gamblang semua perasaannya di tempat itu, lengkap dengan inisial nama Radit–untungnya Raira masih cukup waras untuk menyembunyikan identitas idolanya itu. Melalui bait-bait kata dalam jalinan rima, Raira menggambarkan perasaannya dengan bebas, tanpa malu tanpa ragu.

Kegusaran semakin melanda. Dua menit di pos itu, dengan Radit yang terus menatap tajam seperti itu, rasanya seperti dua ratus juta tahun cahaya bagi Raira.

“Kapan sih belnya bunyi? Disabotase apa ya belnya?!!” gerutu Raira dalam hati.

Tak berapa lama, bel tanda selesai pun berbunyi. Raira tak henti mengucap syukur karena ia bisa segera minggat dari tempat itu, dari pandangan Radit.

Belum genap tiga langkah Raira berjalan, tiba-tiba ada suara dari belakangnya.

“Dek,” suara itu, Raira sangat mengenal suara berat itu. Suara yang setiap hari didengarnya ketika ia mencuri lihat aktivitas Radit di poliklinik atau ketika Raira mencuri dengar perbincangan Radit dengan teman-temannya. Suara Radit, tidak salah lagi.

Tapi Raira yang tidak merasa punya kepentingan dengan Radit, tetap saja melangkah maju.

“Ah, palingan dia manggil koas yang lain. Palingan si Bimo yang suka lupa nulis nama di kertas ujian,” gumam gadis itu pada dirinya sendiri.

“Rairania Kirana,” suara yang sama kembali bergema.

JLEB!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun