Adanya cyberbullying di kalangan remaja memunculkan kekuatan (Strength) bagi pihak sekolah, orang tua, bahkan polisi untuk saling berkolaborasi mengadakan program atau upaya dalam pencegahan cyberbullying bagi anak usia sekolah dasar. Upaya tersebut antara lain pengawasan penggunaan media sosial, bimbingan belajar literasi digital, peningkatan empati kogntif, dan sosialisasi dari pihak kepolisian mengenai cyberbullying. Kelemahan (weakness) cyberbullying yaitu menyebabkan siswa sebagai korban merasa rendah diri akibat komentar negatif, menurunnya prestasi, membuat korban menjadi orang yang kasar dan kejam terhadap orang lain sebagai bentuk pelampiasan dendam. Peluang (opportunity) atas kejadian cyberbullying adalah meningkatnya toleransi atas perbedaan dan lebih bebas berekspresi. Ancaman (threat) yang muncul yakni seseorang menjadi tertutup akibat komentar negatif, ide kreatif tidak bisa disalurkan, gangguan mental meningkat.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan terdapat empat upaya pencegahan cyberbullying yaitu pengawasan orang tua dan guru terkait penggunaan media sosial, bimbingan literasi digital, peningkatan empati kognitif, dan partisipasi polisi dalam upaya pencegahan cyberbullying di kalangan remaja. Adapun cyberbullying yang dilakukan remaja memunculkan kekuatan (Strength) bagi pihak sekolah, orang tua, bahkan polisi untuk saling berkolaborasi mengadakan program atau upaya dalam pencegahan cyberbullying bagi remaja. Kelemahan (weakness) cyberbullying yaitu menyebabkan remaja sebagai korban merasa rendah diri akibat komentar negatif, menurunnya prestasi, membuat korban menjadi orang yang kasar dan kejam terhadap orang lain. Peluang (opportunity) atas kejadian cyberbullying adalah meningkatnya toleransi atas perbedaan dan lebih bebas berekspresi. Ancaman (threat) yang muncul yakni seseorang menjadi tertutup akibat komentar negatif, ide kreatif tidak bisa disalurkan, dan gangguan mental meningkat.Â
DAFTAR PUSTAKA
Afrida, N. (2019, February 6). www.aa.com.tr/id/dunia. Retrieved from www.aa.com: https://www.aa.com.tr/id/dunia/unicef-70-remaja-dunia-jadi-korban-kekerasan-online/1385034
Ang, R. P., & Goh, D. H. (2010). Cyberbullying among adolescents: The role of affective and cognitive empathy, and gender. Child Psychiatry & Human Development, 41(4), 387--397. https:// doi.org/ 10. 1007/ s10578- 010- 0176-3
Beale, A. V., & Hall, K. R. (2007). Cyberbullying: What School Administrators (and Parents) Can Do. The Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas, 81(1), 8--12. https:// doi.org/10.3200/tchs.81.1.8-12
Darmawan, N. H., Hilmawan, H., Seftian, D., Aulia, L., Hikmatullah, L., Zahira, M., ... & Sopia, S. (2023). Literasi Digital: Pemahaman Cyberbullying pada Siswa Sekolah Dasar. Madaniya, 4(4), 1929-1935.
Donna, Tangen., Marilyn, Campbell. (2010). Cyberbullying prevention : one primary school's approach.
Dorothy, L., Espelage., Jun, Sung, Hong. (2017). Cyberbullying Prevention and Intervention Efforts: Current Knowledge and Future Directions. The Canadian Journal of Psychiatry, doi: 10.1177/0706743716684793
Eunsun, Choi., Namje, Park. (2021). Can Online Education Programs Solve the Cyberbullying Problem? Educating South Korean Elementary Students in the COVID-19 Era. Sustainability, doi: 10.3390/SU132011211