Bram adalah manusiaa pelengkap hingga akhirnya Dru menyadari bahwa Manusia itu hakikatnya adalah menipu.
Dru mulai memahami setiap guratan senyum, tatapan mata, sunggingan bibir dan Gerakan kegelisahan yang disampaikan tangan ketika beradu.
Gerbong Dru ada di paling ujung rangkaian kereta.
Ya Namanya juga kelas ekonomi. Yang penting sampai!
Dru rapikan kopernya. Digenggamnya Walkman yang dulu setia menemani Dru kemanapun pergi.
Ah, sial. Kenapa kasetnya Cuma satu.
Membosankan harus mendengarkan Seberapa Pantas berapa kali sampai nanti tiba di statsiun balapan.
Matahari mulai menyorot dan menyapa Dru.
Dru yang sudah terlalu lelah tidak bergeming. Matahari tak kehabisan akal. Dia geser sedikit posisinya agar cahaya panasnya tepat di muka Dru.
Dru menggeliat.
Matanya tertuju pada barisan rumah-rumah kecil di antara sawah yang masih hijau.