"Dru tahan...aku segera datang"
Handphone Metta berdering kencang.
Ibu Kost menelepon Metta berkali-kali.
"Ada apa sih Ibu. Ibu kan tahu saya sedang buru-buru"
"Iya maaf Cuma mau tanya kok, Mba Metta memangnya sudah tahu alamat Rumah Sakitnya?"
"oh....hmmm di mana memangnya Bu?"
"Nah itu kita semua tidak ada yang bertanya ke mas yang tadi"
Metta duduk dengan lemas.
Dia tidak tahu harus kemana mencari Dru.
"Dru, kamu di mana. Luka kamu bagaimana? Kaki kamu Dru, kemudian memar-memar di badan kamu bagaimana?"
Metta segera putar balik, sangat tidak mungkin untuk Metta cek satu persatu Rumah sakit untuk mencari Dru.
Metta duduk di ujung Kasur Dru. Darah segar terlihat di atas bantal Dru.
Seharusnya Dru masih di sini. Tidur dengan lelap.
Seharusnya aku tidak gegabah meninggalkan Dru.
Seharusnya aku menjaga Dru dengan baik. Kalau bukan aku lantas siapa lagi yang menemani kamu hidup Dru?
Metta semakin gelisah.
Darah di atas bantal sudah mulai kering dan Dru tidak ada kabar sama sekali.
Handphone, Dru tinggalkan di atas meja kerjanya.
Metta kemudian mencoba mencari tahu, setidaknya dari timeline mapsnya Dru.