Sebetulnya tak ada satupun yang tahu dengan kondisiku saat ini. Tapi entah kenapa, aku belum siap untuk sampaikan bahwa aku sedang tidak baik-baik saja.
Jarak Singapura Indonesia yang hanya sekelabat kaki seharusnya bukan menjadi alasan untuk aku tidak pulang.
Tapi aku pulang sendiri.
Sudah terbayang, setiap pertanyaan yang akan meluncur tajam dan aku malas untuk menjawabnya.
Jalanan Orchad tidak terlalu ramai, seharusnya siang tadi aku bertemu dengan Bram di Charlie Brown Caf. Waktu untuk bertemu sudah disepakati jam 11. Saking semangatnya bertemu Bram, jam sepuluh Dru sudah meninggalkan condo menuju caf.
"Aglio e olio,please!"
Ini menu andalanku, harganya tidak terlalu mahal dan sudah dapat es lemon tea. Masih ok untuk kondisi dompetku yang semakin tipis.
Porsinya tidak terlalu banyak, sengaja aku makan sambil baca Pengakuan Eks Parasit Lajang punya Ayu Utami, agar menu yang kupesan masih tersisa saat Bram datang.
Sampai pada halaman Susumu berkunjung ke rumah A, seharusnya setelah halaman ini adalah halaman yang tambah menyenangkan untuk terus aku baca. Sayangnya ketiadaan Bram sepertinya sudah mulai merusak fokus membaca Dru.
Satu jam berlalu dan tanda-tanda batang hidung Bram untuk muncul belum juga tercium.
Ini bukan kebiasaan Bram.