Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Drama Karma Mama

16 April 2020   09:57 Diperbarui: 16 April 2020   16:44 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image : pixabay.com

Muka tampan, bersih, rambut klimis dibelah dua dengan badan berisi, cukup menjadi alasan Shinta menghabiskan waktu Bersama Om Yoseph. Di usia menjelang 50 tahun, Om Yoseph dapat mengimbangi permainan Shinta.

"Lima ronde berani kamu?"
"Nantang Om?. Aku sih bisa bikin kamu kelojotan berkali-kali. Yang aku takut di ronde terakhir kamu habiskan usiamu. Itu saja."

"Hahahahaha, gila kamu Shin. Baru kali ini dapat perempuan macam kamu. Baru kali ini pula ada perempuan yang tidak mau aku kawinin. Padahal apa saja aku kasih buat perempuan model kamu. Tua ku ga penasaran Shin."

Shinta hanya terkekeh. Belum tahu Om Yoseph yang Shinta lakukan memang bukan untuk seikat janji suci. Basi. 

Setampan dan sekayanya Om Yoseph tetap tak membuat cinta pada Rudi berpaling. Rudi adalah teman waktu Shinta kuliah. Tipe laki-laki yang sangat diharapkan ada pada Rudi. Pada Rudi, awalnya Shinta tak mampu meminta apapun. Shinta mencintai Rudi. Namun setelah tahu bahwa Rudi adalah pemilik Karaoke Happy Hippy, tentu tidak disia-siakan oleh Shinta. 

Lima puluh juta sudah di set menjadi jadwal transfer berkala di M Banking Rudi.

"Kamu tidak berubah ya Rud?". Setiap aku ada di sampingmu, yang aku ingat adalah perlakuanmu padaku"

"Perlakuan bagian mana yang kau ingat?"

"Semua...sampai pada saatnya tiba kau menikahi perempuan itu."

"Sudah, jangan kau bicarakan lagi. Aku kan sudah meminta maaf. Aku terpaksa melakukannya karena ibu, karena bukde dan karena balas budi yang sampai saat ini saja kata dia belum berbalas."

"Basi kamu Rud, kalau alasanmu balas budi kenapa sampai kau buahkan hasil."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun