Mohon tunggu...
Cici Nofia
Cici Nofia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relations

Mahasiswi Public Relations yang masih gagap namun tetap berusaha tegap menghadapi gelap dunia yang rasanya penuh gelak tawa bak panggung drama. Find me on instagram @cynof09

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Punggung Tangan Ayah

28 November 2021   10:38 Diperbarui: 28 November 2021   10:46 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tangan ayah. Dok : Intisarionline-Grid.ID

Jemarinya yang kokoh menggenggam jemariku yang rapuh

Dua puluh satu tahun yang lalu

Lenganmu yang kekar mendekapku dengan lembut

Serasa baru kemarin aku meninggalkan rumah

Pipimu masih chubby

Lenganmu masih berotot

Dan senyummu masih merekah

Namun hari ini

Ku lihat kau terbaring lunglai di ranjang pesakitan

Mukamu yang pucat

Membuatku pilu

Garis garis keriput di punggung tanganmu 

Menyadarkanku betapa kejamnya waktu

Atau diriku yang bodoh karena tak menyadarinya

Mustahil untuk memutar kembali waktu

Pengecut jika hanya bisa menyesalinya

Kugenggam tanganmu seperti kau menggenggamnya dulu

Rasa aneh yang muncul dalam hatiku

Seperti penyesalan dan ketakutan

Takut belum bisa memberimu kebahagiaan seperti yang telah kau beri dulu padaku

Detik jam di nakas tak pernah berhenti 

Dan aku tau rasa sayangmu padaku tak pernah berhenti seperti detik jam itu

Air mata membasahi wajahmu yang garang

Seketika hatiku runtuh

Ingin ku berteriak dan menangis menyesali kenakalanku selama ini

Tak pernah kulihatmu selemah ini, Ayah

Bahkan saat darah mengucur dan tanganmu koyak

Lebam di kaki, dan saat gigimu tanggal

Kau selalu berdiri kokoh didepanku

Tak pernah kubayangkan kau akan menjadi selemah ini

Ayah...

Maafkan aku

Aku bersalah karna abai denganmu

Aku berdosa karna lupa akan hadirmu

Ayah ...

Aku mencintaimu

Tunggulah sebentar lagi, akan kutinggalkan semua nya

Untuk dapat bersamamu

Disisa waktu yang masih kita miliki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun